Apa itu Fast Fashion dan Bagaimana Bisa Menghancurkan Lingkungan?

- 24 Juni 2023, 17:29 WIB
 Fast Fashion dan Lingkungan./independent.co.uk
Fast Fashion dan Lingkungan./independent.co.uk /

GALAMEDIANEWS - Jika kamu berencana ingin membuat satu perubahan kecil yang berdampak positif, bisa dimulai dari lemari pakaian. Hal sederhana yang dilakukan secara konsisten akan tetapi mampu mengurangi jejak karbon yaitu dengan menerapkan gaya hidup yang lebih hijau saat berbelanja pakaian.

 

Pada dasarnya, pakaian trendi murah adalah mode cepat atau  fast fashion, istilah ini mengacu pada model bisnis dimana pabrikan membuat sistem dengan cepat memproduksi gaya terbaru yang terlihat pada selebritas. Koleksi seperti ini diproduksi dalam skala massal yang mendorong pola belanja dan membuang barang untuk pakaian baru dengan cepat.

Bagaimana mode cepat terjadi?

Dimulai pada tahun 1960-an ketika rata-rata orang Amerika membeli kurang dari 25 item pakaian pertahun, mode mulai berputar lebih cepat, dan proses manufaktur berkembang seiring dengan kebutuhan yang selalu berubah. Dan sejak saat itu, kecepatannya semakin cepat.

Baca Juga: Tes Urine Acak BNNK, Cegah Bahaya Narkotika di Lingkungan Pemerintahan Temanggung

 

Menurut beberapa perkiraan, orang Amerika membeli rata-rata 68 potong pakaian per tahun pada tahun 2018. Rata-rata, setiap potong dipakai hanya tujuh kali sebelum dibuang.

Lantas, kemana perginya semua pakaian yang sudah tidak terpakai itu? Ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), 10,5 juta ton tekstil (sebagian besar pakaian) pada tahun 2015, menurut Badan Perlindungan Lingkungan.

Cara mengenali merek mode cepat

 Baca Juga:  Kamu Harus Tahu! Sejarah dan Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day)

Busana murah dibuat dengan tenaga kerja murah dan bahan murah. Beberapa tanda yang harus diwaspadai diantaranya:

-          Biaya rendah, salah satu cara termudah untuk mengenali merek fast-fashion adalah dengan melihat harganya.

-          Kain sintetis, mode cepat biasanya menggunakan bahan seperti polyester, rayon, dan nilon daripada dari kain atau bahan alami seperti katun dan sutra.

-          Cara pembuatan yang dilakukan dengan buruk, mode cepat biasanya mempunyai jahitan yang mudah lepas dan kancing mungkin mudah longgar.

Dampak lingkungan

 

Salah satu kain termurah dan terpopuler adalah polyester, akan tetapi sayangnya jenis ini hadir penuh dengan masalah. Kenapa demikian? Pertama untuk membuat tekstil sintetis akan membutuhkan hampir 432 juta barel minyak setiap tahun.

Ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat menghasilkan emisi gas rumah kaca yang terkait dengan perubahan iklim. Kain berbasis plastic ini juga menimbulkan ancaman pelepasan mikroplastik yang dapat mencemari lautan dan perairan lainya.

Bahkan kain alami pun bisa bermasalah saat digunakan oleh pengecer mode cepat. Pada tahun 2019, tanaman kapas konvensional yang ditanam di AS (Amerika Serikat) membutuhkan 68 juta pon pestisida. Bahan kimia dapat menempel pada tanaman kapas dan juga mencemari tanah dari limpahan air dan menimbulkan risiko pencemaran air dan tanah bagi masyarakat setempat.

Fast fashion tidak menjadi lebih baik ketika sampai pada tahap selanjutnya seperti pada tahap desain dan proses pewarnaan. Pada tahap ini membutuhkan hingga 200 ton air untuk menghasilkan satu ton pakaian yang diwarnai. Dan hal yang lebih buruk lagi, pewarna konvensional yang digunakan adalah campuran bahan kimia yang tidak terurai dengan baik saat memasuki sungai dan lautan.

Baca Juga: Hari Lingkungan Hidup Sedunia (World Environment Day) 2023: Solusi Polusi Plastik

 

Selama bertahun-tahun, bahan kimia ini terakumulasi di lingkungan, dan dalam beberapa kasus saluran air yang dekat dengan pabrik tempat limpasan air dari proses pewarnaan menjadi terlalu berbahaya untuk digunakan. Salah satu contoh, di China, ibu kota globall industry pembuatan pakaian, lebih dari 70 persen sungai terkontaminasi dan dianggap tidak aman untuk digunakan manusia.***

 

Editor: Feby Syarifah

Sumber: www.rd.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah