Hati-Hati Berbicara, Ini Sepuluh Bahaya Lisan

- 4 September 2020, 15:56 WIB
ilustrasi bicara
ilustrasi bicara /



GALAMEDIA - Lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang sangat besar, halus dan penuh misteri. Bentuknya kecil, namun amat besar pengaruhnya terhadap hal-hal yang positif maupun negatif.

Ketahuilah bahwa iman dan kufur tidak akan bisa tampak kecuali dengan persaksian lisan. Sedangkan iman dan kufur merupakan puncak dari kepatuhan dan kedurhakaan lisan.

Pangakuan yang amat luas dalam kebaikan lisan pun mempunyai ekor yang bisa membawa pemiliknya dalam kehinaan.

Baca Juga: Laki-laki Diutamakan sebagai Pendonor Plasma Konvalesen Untuk pasien COVID-19, Ini Alasannya

Bagi siapa pun yang suka memanjakan lisan dengan bermacam-macam kemanisan serta membiarkannya lepas kendali, maka setan-setan akan menggiring langkanhnya ke juranga kesesatan. Karena sesungguhnya lisan merupaka alat setan yang paling ampuh dalm menyesatkan manusia.

Imam Al-Ghazali dalam bukunya “Bahaya lisan” menjelaskan semua bahaya yang disebabkan oleh lisan, berikut ini bahayana:

1. Ucapan tidak berguna.

Rasulullah bersabda; “Bagian dari baiknya keislam seseoran adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya.”(HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Happy Hypoxia Covid-19, Pasien Kekurangan Oksigen dalam Darah Tapi Tidak Sesak

2. Banyak bicara.

Berbicara secara berlebihan adalah perbuatan yang tercela. Dalam hal ini, Rasululah bersabda,”keberuntungan bagi orang yang mampu menahan kelebihan bicaranya dan mendermakan kelebihan  dari artanya.” (HR. Al-Baghawi, Ibnu Qani dan Baihaki)

3. Berbicara tentang kebatilan.

Kebatilan di sini maksudnya adalah membicarakan tentang maksiat, banyak orang yang senang berbincang-bincang tentang hal yang tidak berguna, hal itu merusak kehormatan kehormatan orang lain atau tentang kebatilan.

Rasulullah bersabda: “Manusia yang paling besar dosanya adalah orang yang paling banyak memperbincangkan tentang kebatilan.” ( HR. Ibnu Abi Dunya, sebagai hadist mursal)

Baca Juga: Ini Alasan ASI Tidak Langsung Keluar Usai Melahirkan, Jangan Khawatir Ya Bun

4. Berlagak fasih.

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling aku benci dari kalian dan tempat yang paling jauh dariku adalah orang yang banyak bicara, bermulut besar dan berlagak fasih dalam berbicara.” (HR. Ahmad).

5. Melaknat.

“Bukanlah seorang mukmin orang yang suka mencela, orang yang gemar melaknat, orangyang suka berbuat atau berkata-kata keji dan orang yang berkata kotor/jorok.” (HR. Tirmidzi)

6. Meremehkan dan mengejek.

“Hai orang-orang yang beriman, jangalah sesuatu kaum menghinakepada kaum yang lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari golongan yang menghinakan. Jangalah pula golongan wanita menhina kepada golongan wanita lain, karena barangkali yang dihinakan itu bahkan lebih baik dari yang menghinakan.”( Qs. Al-Hujurat [49]; 11)

Baca Juga: US Open 2020: Andy Murray Bertekuk Lutut pada Petenis Usia 23 Tahunà

7. Membuka rahasia.

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutuoi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim).

8. Janji dusta.

“Ada empat perkara , barangsiapa yang memiliki semuanya ini dalam dirinya maka ia adalah orang yang munafik, sedang barangsiapa yang memiliki salah satu sifat kemunafikan, sehingga ia meninggalkansifat tadi. Empat perkara itu ialah jikalau berbicara ia berdusta, jikalau bersumpah ia menyalahi, jikalau menjanjikan sesuatu bercidera dan jikalau bermusuhan berlaku curang.” (HR. Bukhari Muslim)    

9. Menggunjing (Ghibah).

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, da janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangalah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah sungguh Allah Maha Oenerima Tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49]; 12)

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Kian Parah, Jokowi Instruksikan Panglima TNI dan Kapolri Turun Tangan
    
10. Menyanjung.

“Celakalah engkau, engkau telah memoting leher temanmu (berulangkali beliau mengucapkan perkataan itu). Jika salah seorang diantar kalian terpaksa/ harus memuji, maka ucapkanlah, “Saya kira si Fulan demikian kondisinya.” –jika dia menganggapnya demikian-.

Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan janganlah mensucikan seseorang dihadapan Allah.” (HR. Bukhari). Sesekali memuji dengan tidak berlebihan tentu diperbolehkan. Terlebih lagi jika pujian itu menimbulkan kemaslahatan dan motivasi.

Semoga kita semua terhindar dari bahaya- bahaya lisan yang bisa menjerumusakan kita ke jurang kesesatan. Dan Allah menjaga dan menjauhkan kita dari perbuatan-perbuatan tercela ini Amiin.*** (Dea.job)

Sumber : tarbawiyah.com

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x