Network
GALAMEDIANEWS - Pencarian jodoh dalam Islam adalah tindakan yang dianjurkan dan diberkahi. Sebuah hadis yang terkenal menyatakan, "Jika seseorang datang kepada Anda dengan tawaran pernikahan yang Anda ridhai dari segi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak demikian, maka akan terjadi kerusakan di muka bumi." Dari hadis ini, kita dapat menyimpulkan bahwa mencari jodoh yang sejalan dengan nilai-nilai agama dan moralitas adalah tugas yang penting dalam kehidupan seorang Muslim.
Pendekatan ini diperkuat oleh penggalan Surah An-Nisa, Ayat 1 dalam Al-Quran, yang artinya
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” Ayat ini menggarisbawahi konsep pencarian jodoh sebagai bagian dari rencana Allah dalam menciptakan manusia berpasangan.
Baca Juga: Dianggap Buruk, Ini Kelebihan dan Kekurangan Weton Jodoh Ketemu 25 yang Jarang Diketahui
“Berdasarkan kalimat diciptakan sudah pasti allah mempersiapkan jodoh bagi setiap manusia, berdasarkan keterangan ayat yang lain yaitu di Surah Adz-Dzariyat ayat 49 Allah menyebutkan bahwa Ia menciptakan manusia secara berpasang-pasangan” Kata Hanan Attaki dalam forum kajiannya.
Lantas bagaimana cara yang terbaik yang harus dilakukan oleh seseorang dalam mendapatkan jodohnya?
Berdasarkan penuturan Ustad Hanan Attaki mengenai jodoh itu dinanti atau dicari terbagi menjadi 2 peran, yaitu peran sebagai seorang perempuan dan laki-laki. Seorang perempuan harus menanti jodoh dengan memantaskan diri menjadi lebih baik dengan memperbaiki diri dalam berbagai hal. Berbeda dengan perempuan, laki-laki justru harus mencari jodoh dengan ikhtiar yang maksimal dengan berusaha menjemput jodoh yang sekira pantas untukknya, juga laki-laki dituntut harus mempunyai rasa tanggung jawab dalam diri untuk belajar mengahadapi berbagai permasalahan dan juga urusan yang kemungkinan nantinya akan muncul dalam kehidupan berumah tangga.
“Sebagaimana Sayyidah Khadijah berani untuk menerima pinangan dari Rasulullah Muhammad SAW itu meninjau dari salah satu aspek yaitu sifat tanggung jawab yang dimiliki oleh rasulullah sejak usia muda, dibuktikan dengan rasulullah bisa menengahi berbagai permasalahan yang terjadi di Mekah pada saat itu” Kata Hanan Attaki lagi.
Baca Juga: 6 Arti Mimpi Pertanda Jodoh Makin Dekat, Melihat Bunga jadi Salah Satunya Lho
