Network
GALAMEDIA - Apian Firdaus (11) tak kuasa menahan air mata tatkala ia mengingat almarhum ayahnya yang wafat setahun lalu.
Apian, panggilan akrabnya, adalah salah seorang santri Pesantren Hidayatul Mubtadiin yang terletak di Ciseureuheun, Pandeglang, Banten.
Anak keempat dari lima bersaudara itu ditinggalkan oleh ayahnya saat ia berusia 10 tahun. Saat ini, Apian tinggal bersama ibu dan saudara-saudaranya di rumah sederhana milik mereka.
Baca Juga: Benarkah Tanaman Herbal Ini Diprediksi Mencegah Covid-19?
Ia hidup dengan penuh kesederhanaan. Sang ibu hanya bekerja sebagai petani di sawah dengan penghasilan yang tak menentu. Sedangkan di sisi lain, ia dan saudara-saudaranya tetap memerlukan kebutuhan hidup untuk sehari-hari.
Apian menangis saat menceritakan sosok ayahnya. Ia mengatakan bahwa ayahnya pun dulunya seorang petani. Meski demikian, keluarga mereka sangat rukun di tengah himpitan kebutuhan hidup.
Air matanya kembali tumpah saat menjelaskan alasannya menghafal Quran. Ia mengatakan bahwa ingin menjadi penghafal Quran sebagai hadiah untuk orang tuanya.
Baca Juga: Inilah Rahasia Anjuran Rasulullah SAW untuk Tidak Memejamkan Mata Saat Sholat
"Apian ingin menjadi penghafal alquran sebagai hadiah untuk orang tua," tuturnya tersendu-sendu, seperti rilis dari Media Komunikasi PPPA Daarul Qur'an, Jumat, 18 September 2020.
