Sebelum memberi banyak contoh sikap menghargai orang lain, kita sebaiknya menghargainya terlebih dahulu. Misalnya, menghargai kekurangannya. Secara psikologis, anak tak akan menghargai orang lain, termasuk orang tuanya, bila dirinya tak dihargai oleh orang tuanya.
Konsisten Memberikan Contoh
Bila tak konsisten memberikan contoh, akan membingungkannya. Misalnya, kita mendidiknya agar mengucapkan permisi bila melewati orang banyak.
Nah, bila kita tak melakukan hal yang telah kita katakan tersebut, akan membingungkan sang anak. Tak tertutup kemungkinan, sang anak akan menganggap perkataan orang tuanya hanya sebagai canda atau main-main saja.
Bila kita tak melakukannya karena penyebab tertentu, ada baiknya kita jelaskan mengapa kita tak melakukannya. Tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami olehnya.
Baca Juga: Capaian PBH di Jabar Tembus 99,20 Persen, BPHN dan Kemenkumham Jabar Teken Kontrak TA 2024
Mengakui Kesalahan dan Meminta Maaf
Tak ada manusia yang sempurna. Termasuk juga orang tua. Termasuk juga saat kita kurang mampu mengendalikan emosinya sehingga memarahinya secara berlebihan. Nah, bila kita merasa melakukan kesalahan, lekas mengakui kesalahan dan meminta maaf kepadanya.
Mengakui kesalahan dan meminta maaf wajib dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan merasa bersalah dalam dirinya.
Bila tak memiliki kemampuan tersebut, ia akan bersikap kurang mampu berempati terhadap orang lain. Selain itu, cenderung akan bersikap egois atau mementingkan diri sendiri.