Bedanya Media Mainstream dengan Media Non Mainstream, Salah Satunya Hal Etika

- 29 Januari 2024, 14:35 WIB
Koran, Salah Satu Media Mainstream yang Pernah Populer / pixabay @ niekverlaan
Koran, Salah Satu Media Mainstream yang Pernah Populer / pixabay @ niekverlaan /

“Kalau mau informasi yang berani, buka saja media non mainstream. Tapi, jangan langsung percaya begitu saja ya kalau ada informasi baru. Kita yang harus aktif untuk verifikasi. Kalau yang dari mainstream, sudah dapat dipastikan seharusnya benar informasinya,” tuturnya.

Kang Don memberikan beberapa contoh media non mainstream. “Podcast itu bisa jadi contohnya. Tapi ada juga podcast yang dari media mainstream. Channel informatif YouTube termasuk juga, selain yang dari mainstream. Website yang isinya satire garis keras bisa juga,” jelasnya.

Terkait latar belakang kemunculannya, Kang Don menyebutkan hal tersebut disebabkan oleh kebebasan mendapatkan informasi “Di zaman kebebasan informasi, mendorong banyak munculnya media yang non mainstream. Ini pun jadi peluang bisnis segar,” katanya.

Bila media mainstream sangat menjunjung tinggi etika, media non mainstream adalah kebalikannya. Dengan kata lain, cenderung kurang mengedepankan etika. Informasi dianggap lebih penting.

“Makanya kalau di kebanyakan Podcast sering ada percakapan kata-kata kasar yang sebenarnya nggak diperkenankan di media mainstream. Ini juga nggak ada verifikasi dari Dewan Pers. Jadi etika jadi dinomorduakan, informasi yang lebih utama,” tuturnya.

Halaman:

Editor: Nadya Kinasih


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah