Network
GALAMEDIANEWS - Mungkin Ramadhan kali ini tidak seindah dan semeriah Ramadhan kita yang telah berlalu. Mungkin Ramadhan yang selalu kita tunggu dan kita rindukan, tidak lagi sebahagia dulu saat-saat kita menanti Ramdahan akan tiba.
Karena kita mengingat saudara kita yang di sana tidak bisa merasakan keindahan, an kehangatan dibulan suci Ramadhan. Kita mungkin bisa sahur, dan berbuka bersama keluarga.
Sedangkan saudara kita di sana tidak bisa merasakanya, karena telah berpisah dan kehilangan anggota keluarganya. Keluarga nya yang tidak lagi lengkap. Tidak jarang ada anak Palestina yang hidup seorang diri, karena semua keluarganya telah mati syahid di jalur Gaza.
Dilansir pada laman akun instagram @knrpofficial, kondisi Ramadhan di jalur Gaza masih bersimbah darah, akibat gempuran rudal jet tempur israel yang menyasar rumah warga di Daer Balah, Gaza Tengah, pada hari Selasa 12 Maret 2024. Para korban syahid dan luka - luka dievakuasi ke Rumah Sakit.
Pada hari Senin 4 Maret 2024, tepat 150 hari penjajah israel membantai warga jalur Gaza tanpa terkecuali. Kelaparan masih merajalela, dengan sadisnya memborbardir warga yang tengah mengambil bantuan tepung, dari truk.
Baca Juga: Recep Tayyip Erdogan Minta Israel Bebaskan Akses Umat Muslim ke Al Aqsa Selama Ramadhan
150 hari bukanlah waktu yang singkat, warga bertahan hidup di tengah himpitan kelaparan dan bombardir penjajahan israel. Masihkah kita terus peduli atas kondisi saudara - saudara Palestina yang kian parah dan semakin terpuruk?
Tercatat korban meninggal menyentuh angka 30.534 jiwa , 7.192 mengalami luka - luka, 70% diantaranya perempuan dan anak - anak, ini bukan hanya sekedar angka.
Baca Juga: Pernyataan Kontroversi Menteri Israel Ingin Bulan Ramadhan Ditiadakan!
