Bom Meledak di Kuta dan Jimbaran Bali, 23 Orang Tewas pada 1 Oktober 2005

- 1 Oktober 2020, 10:21 WIB
Polisi melakukan olah TKP di salah satu restoran yang mendapatkan teror Bom Bali II, 1 Oktober 2005. (AFP/STR)
Polisi melakukan olah TKP di salah satu restoran yang mendapatkan teror Bom Bali II, 1 Oktober 2005. (AFP/STR) /

GALAMEDIA - Di berbagai belahan dunia, banyak peristiwa penting terjadi pada tanggal 1 Oktober, dari tahun ke tahun. Tak sedikit dari peristiwa itu menjadi catatan sejarah penting bagi perjalanan hidup manusia.

Salah satunya yaitu peristiwa ledakan bom di Bali, yang terjadi di dua lokasi berbeda. Bom membuat masyarakat dunia kembali menyoroti Indonesia.

Baca Juga: Bela Menkes Terawan, Ruhut Sitompul: Kadrun-kadrun Stres

Berikut sejumlah peristiwa penting di tanggal 1 Oktober, yang dirangkum Galamedia dari wikipedia.org:

1795
Belgia dijajah Prancis

1869
Austria menerbitkan kartu pos pertama di dunia

1949
Mao Zedong menyatakan berdirinya Republik Rakyat China (RRC) setelah berakhirnya Perang Saudara China. Sejak saat itu negara tersebut dipimpin oleh sebuah partai tunggal, yaitu Partai Komunis China.

Sekalipun sering kali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tahun 1980-an.

Baca Juga: Buntut G30S PKI Soekarno Serahkan Supersemar ke Soeharto, Fadli Zon: Itu Fakta Sejarah

1958
NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, resmi beroperasi

1964
Kereta peluru Jepang atau Shinkansen memulai operasinya. Jalur pertama dari Tokyo ke Osaka.

Ini adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways.

Shinkansen merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota di Jepang, selain pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam.

Nama Shinkansen sering digunakan oleh orang-orang di luar Jepang untuk merujuk kepada kereta apinya, tetapi kata ini dalam bahasa Jepang sebenarnya merujuk kepada nama jalur kereta api tersebut.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Kamis 1 Oktober 2020 di SCTV

2005
Pengeboman Bali 2005 adalah serangkaian pengeboman yang terjadi di Bali pada 1 Oktober 2005. Terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka.

Bom bunuh diri ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pariwisata di Bali mengingat pada 12 Oktober 2002, serangan bom serupa menewaskan 202 orang.

Menurut Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Inspektur Jenderal (Purn.) Ansyaad Mbai, bukti awal menandakan bahwa serangan ini dilakukan oleh paling tidak tiga pengebom bunuh diri dalam model yang mirip dengan pengeboman tahun 2002.

Serpihan ransel dan badan yang hancur berlebihan dianggap sebagai bukti pengeboman bunuh diri. Namun ada juga kemungkinan ransel-ransel tersebut disembunyikan di dalam restoran sebelum diledakkan.

Baca Juga: Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya Dipimpin Presiden Joko Widodo

Ansyaad menyatakan, serangan ini "menyandang ciri-ciri khas" serangan jaringan teroris Jemaah Islamiyah, sebuah organisasi yang berhubungan dengan Al-Qaeda.

Mereka telah melaksanakan pengeboman di hotel Marriott, Jakarta pada tahun 2003, Kedutaan Besar Australia di Jakarta pada tahun 2004, Bom Bali 2002, dan Pengeboman Jakarta 2009.

Kelompok teroris Islamis memiliki ciri khas melaksanakan serangan secara beruntun dan pada waktu yang bertepatan seperti pada 11 September 2001.

Pada 10 November 2005, Polri menyebutkan nama dua orang yang telah diidentifikasi sebagai para pelaku. Yang pertama yaitu
Muhammad Salik Firdaus, dari Cikijing, Majalengka, Jawa Barat. Dia pelaku peledakan di Kafé Nyoman.

Baca Juga: Alhamdulillah., Kurs Rupiah dan IHSG Terus Bergerak Naik Sedangkan Dolar Malah Jeblog

Kemudian Misno alias Wisnu (30), dari Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah. Dia pelaku peledakan di Kafé Menega.

Kemudian pada 19 November 2005, seorang lagi pelaku bernama Ayib Hidayat (25), dari Kampung Pamarikan, Ciamis, Jawa Barat berhasil diidentifikasi sebagai pelaku peledakan di Restoran R.AJA's.

2005
Harga BBM Pertamina bersubsidi naik 87,5% mulai pukul 00:00 WIB. Solar naik dari Rp 2.100,00 per liter menjadi Rp 4.300,00 per liter dan Premium naik dari Rp 2.400,00 per liter menjadi Rp 4.500,00 per liter.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x