Batuk Tak Kunjung Henti Pada Anak? Waspada, Kenali Gejala Batuk Pertusis

- 21 Mei 2024, 10:30 WIB
Ilustrasi anak batuk dan pilek./ANTARA/Pexels/Andrea Piacquadio/
Ilustrasi anak batuk dan pilek./ANTARA/Pexels/Andrea Piacquadio/ /

GALAMEDIANEWS - Pertusis, atau dikenal juga sebagai batuk rejan, adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Bordetella pertussis.

Penyakit ini sangat menular dan ditandai oleh episode batuk yang parah dan berkepanjangan. Batuk pertusis sering kali dimulai dengan gejala ringan yang mirip dengan pilek, seperti hidung meler, demam ringan, dan batuk ringan.

Setelah satu hingga dua minggu, batuk biasanya menjadi lebih parah, dengan serangan batuk yang kuat dan cepat diikuti oleh tarikan napas yang mendalam dan berbunyi "whoop".

Baca Juga: Cycling de Jabar 2024 Bakal Dorong Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Ciayumajakuning

Baca Juga: Syarat dan Jenis Barang Layanan Kargo Jemaah Haji Tim PosInd, Berikut Barang yang Dilarang Dikirim

Kondisi ini bisa sangat serius, terutama pada bayi dan anak-anak.

Gejala Pertusis

Dilansir dari kanal youtube RS Premier Jatinegara, berikut adalah gejala pertusis yang dikatakan oleh dr. Trasmanto Sp.A. Gejala pertusis berkembang dalam tiga tahap:

1. Tahap Kataral : Selama 1-2 minggu pertama, gejala mirip pilek muncul seperti hidung meler, bersin, demam ringan, dan batuk ringan.

2. Tahap Paroksismal : Batuk paroksismal yang khas muncul pada tahap ini, sering kali disertai dengan muntah dan kelelahan ekstrem. Serangan batuk ini bisa berlangsung selama beberapa minggu.

Baca Juga: Profil 5 SMA Terbaik di Kota Kediri dengan Prestasi Top Nasional, Bisa Dijadikan Sekolah Pilihan PPDB 2024

3. Tahap Konvalesen : Pada tahap ini, gejala mulai mereda, tetapi serangan batuk mungkin masih terjadi selama beberapa bulan.

Diagnosis

Diagnosis pertusis dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan konfirmasi laboratorium. Tes diagnostik termasuk kultur nasofaring, PCR, dan serologi untuk mendeteksi bakteri atau toksinnya.

Penanganan Pertusis

Penanganan pertusis berfokus pada mengendalikan infeksi dan meringankan gejala. Langkah-langkah penanganan meliputi:

1. Antibiotik : Antibiotik seperti azitromisin, klaritromisin, atau eritromisin efektif dalam mengurangi keparahan dan durasi penyakit jika diberikan pada tahap awal. Pemberian antibiotik juga membantu mengurangi penularan infeksi kepada orang lain.

Baca Juga: Jadwal Lengkap PPDB 2024 Jawa Timur Tingkat SMA/SMK, Pendaftaran Dibuka Bulan Juni Catat Tanggalnya

2. Vaksinasi : Imunisasi adalah langkah pencegahan yang paling efektif. Vaksin DTaP (difteria, tetanus, dan pertusis) diberikan kepada anak-anak pada usia 2, 4, dan 6 bulan, dengan dosis booster pada usia 15-18 bulan dan 4-6 tahun.

Vaksin Tdap (tetanus, difteria, dan pertusis) dianjurkan untuk remaja dan dewasa, serta wanita hamil untuk melindungi bayi yang baru lahir.

3. Perawatan Simptomatik : Untuk meringankan gejala batuk, pasien dianjurkan untuk beristirahat dengan cukup dan minum banyak cairan. Penggunaan humidifier bisa membantu menjaga kelembapan udara dan meredakan iritasi tenggorokan.

4. Pencegahan Penularan : Untuk menghindari penyebaran infeksi, penderita pertusis harus diisolasi, terutama dari bayi dan anak kecil yang belum divaksinasi atau yang memiliki sistem imun lemah.

Cuci tangan secara rutin dan menutup mulut saat batuk juga merupakan langkah penting dalam pencegahan.

Baca Juga: Makan Malam di Acara World Water Forum Dihibur Oleh Sejumlah Artis dan Penyanyi

5. Pengawasan Medis : Kasus pertusis yang parah, terutama pada bayi, mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit untuk mengatasi komplikasi seperti pneumonia, kejang, atau apnea.

Pemantauan ketat diperlukan untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan segera.

Pencegahan Jangka Panjang

Imunisasi merupakan kunci dalam pencegahan jangka panjang terhadap pertusis. Edukasi masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dan memastikan cakupan imunisasi yang tinggi adalah langkah-langkah penting untuk mengurangi insiden penyakit ini.

Selain itu, kesadaran akan gejala pertusis dan tindakan cepat dalam menangani kasus yang dicurigai dapat membantu mengurangi penyebaran dan dampak penyakit ini di masyarakat.

Dengan tindakan penanganan yang tepat dan pencegahan melalui vaksinasi, kita dapat melindungi diri kita dan orang lain dari batuk pertusis yang berbahaya ini.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: YouTube RS Premier Jatinegara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah