The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (22)

- 19 Oktober 2020, 20:41 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /



Karya Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  Sarkawi mengendarai mobil dengan tenang, lamgsung memasuki halaman rumahnya yang luas. Namun betapa terkejutnya ketika para penjaga rumahnya berhamburan di halaman.

"Ada apa ini? Mengapa kalian berkumpul di sini?" tanyanya setelah turun dari mobil.

"Nya, Nyai Iteung?"

"Kenapa memang?"

"Tidak ada di rumah,"

"Kemana? Apa yang telah terjadi?"  Berikut lanjutannya;

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (14)

"Kurang tahu juragan. Bi Icih yang tahu, dia teriak-teriak minta tolong seperti ada yang mengejar,"

"Di mana dia sekarang?"

"Lari keluar kayaknya mau nyusul Juragan ke rumah Pak Haji Sobana, Gan. Nyi Iteung pun menghilang," terang penjaga kebun.

"Nyi Iteung ke mana?" kerutnya.

"Kami tidak melihat langsung hanya teriakannya yang terdengar? Ada pot bunga juga yang pecah," timpal penjaga rumah.

Sarkawi bergegas masuk, menuju tempat pot bunga pecah. Tepat di depan kamar terlarang.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (15)

"Celaka?" gumamnya. "Pintu kamar sepertinya tidak terkunci," lalu daun pintunya digenggam, pintu terbuka.

"Kurang ajar! Kalian pergi semua! Tidak becus bekerja!" mukanya memerah giginya gemeretak.

Pembantunya satu pun tidak ada yang angkat suara, semuanya menunduk, lalu berhamburan. Menuju ke posnya masing-masing, sambil telinganya dipasang. Kalau-kalau tuannya memanggil lagi secara tiba-tiba.
Sarkawi telah berada di dalam kamar terlarang. Matanya merayapi keadaan sekitar. Tikar masih terhampar, baskom berisi air utuh, nyala api lilin bergerak pelan.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (16)

Ketika menatap lemari yang terbuat dari jati segra didekatinya. Kunci yang tadinya tergantung di daun pintu kini telah berada dalam lubang kunci.

"Keparat! Ada yang membuka! Celaka," pintunya di dorong. Kotak bambu segera diambil dan dibuka. "Isinya kemana?"

Sejenak mematung, keningnya dikerutkan. "Jangan-jangan Nyi Iteung? Celaka?"

"Bi Icih! Ya, mudah-mudahan belum sampai ke rumah Haji Sobana!" Sarkawi bergegas keluar dari kamar dan menguncinya dari luar.

"Sopir! Ke sini!" teriaknya.

"Baik, Juragan!" segera datang sambil membukuk.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (17)

"Kita ke, ah, sudah kamu di sini saja! Biar saya saja!" lalu keluar menuju mobilnya yang terparkir di halaman.

"Ih, teu puguh ari Juragan? Kenapa? Ada apa?" sopir memukul keningnya sendiri sambil menyaksikan tuannya yang telah masuk ke mobil.

"Kalau tidak terkejar Bi Icih bisa kacau keadaan!" sungutnya.

Mobil pun dipacu dengan kencang, sehingga masyarakat yang menyaksikan merasa heran, tidak biasanya Sarkawi mengendarai mobil seperti itu.
**

Sementara itu Kabayan, Ajum, beserta Kemed telah berada di Kampung Cingur.
Bersambung....

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x