Network
GALAMEDIA - Sejak beberapa hari ini, sekitar 120 mahasiswa jurusan tari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung melakukan kuliah di luar ruangan untuk mempelajari tari Gaplek dan Cikeruhan.
Mereka mengikuti materi kuliah praktik dilakukan di teater terbuka Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea Huis) Bandung, sejak Senin lalu.
Menurut salah satu dosen jurusan tari ISBI Bandung, Mas Nanu Munajar kuliah praktek di lapangan (Taman Budaya) ini terpaksa harus dilakukan untuk mengejar gerakan tari gaplek dan cikeruhan.
Menurut Mas Nanu, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di lingkungan kampus ISBI Bandung membatasi gerak para mahasiswa dan dosen dalam kegiatan belajar mengajar.
Baca Juga: 5 Langkah Ini Bisa Membunuh Virus yang Efektif di Tubuh, Hal Sederhana Dampaknya Luar Biasa
"Pemberlakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB) dimasa PSBB di Kampus ISBI sangat kaku, dan hanya membolehkan perkuliahan secara during," ujar Mas Nanu yang ditemui di Taman Budaya, Jumat 14 November 2020.
"Saya mempunyai tanggung jawab moral untuk mengajarkan gerakan tari secara langsung pada mashasiswa, agar tidak ada yang salah gerakan," tambahnya.
Menurut Mas Nanu, bisa saja gerakan tari diajarkan secara during lewat video call, tapi hasilnya akan berbeda dan membutuhkan wkatu yang sangat lama dan boros biaya.
Selain itu, kata Mas Nanu, belajar tari melalui video call tidak diiringi dengan rasa dan empati, sehingga gerakan tari pun keluar dari maknanya.
Baca Juga: Ini Alasannya Nanang Farid Mengundurkan Diri dari KPK
