Cegah Banjir, Satgas Citarum Kembali Tanam Bibit Buah di Cimenyan

23 Januari 2021, 22:37 WIB
Kegiatan aksi tanam di lahan kritis Kampung Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Sabtu, 23 Januari 2021./Odesa Indonesia /

  GALAMEDIA - Rutin menanam pohon buah-buahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya bencana alam.

Selain itu, tanaman buah juga akan bermanfaat besar bagi peningkatan ekonomi petani dan menghasilkan gizi masyarakat. Hal tersebut dikatakan Komandan Sektor 22 Satuan Tugas Citarum Harum, Kolonel Inf Eppy Gustiawan S.ip.

"Kita harus menjaga alam supaya alam menjaga kita. Campur tangan manusia diperlukan dengan tindakan nyata melalui komunitas kecil sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan erosi," kata Eppy.

Baca Juga: Charly Setia Band Disebut-sebut Jadi Duta Pendidikan, Vicky Prasetyo: Wow, Keren Benget Ya

"Lahan semakin terbatas, bangunan meningkat. Kita harus terus bekerja dan mengedukasi masyarakat untuk memperhatikan alam," sambung dia di tengah kegiatan aksi tanam di lahan kritis Kampung Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Sabtu, 23 Januari 2021.

Sekalipun tindakan kecil tetapi kalau melibatkan banyak pihak, terutama warga masyarakat di desa-desa, kemajuan kerja perbaikan lingkungan akan dirasakan secara nyata.

Apalagi di Kawasan Cimenyan yang tanahnya subur, menurut Eppy perlu diperbanyak tanaman buah sehingga memungkinkan terciptanya pertanian yang produktif menghasilkan buah-buahan.

Kegiatan bersama para petani dan relawan Yayasan Odesa Indonesia kali ini menanam 200 pohon buah-buahan seperti alpukat, klengkeng, mangga, dan ambu. Juga disertakan tanaman kelor dan 2.000 bibit tanaman kopi.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Tenaga Honorer Akan Diangkat Menjadi ASN Tanpa Melalui Tes?

Kegiatan aksi tanam di lahan kritis Kampung Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Sabtu, 23 Januari 2021./Odesa Indonesia

Eppy menambahkan, Satgas Citarum menyerukan agar warga di perkotaan Bandung juga ikut berpartisipasi dalam penanggulangan erosi. Sebab menurutnya setiap musim hujan banyak butiran tanah yang mengalir ke kota dan tumpah di Kota Bandung.

Baca Juga: Dihantui Longsor Susulan, Ratusan Warga Cidaun Cianjur Masih Tinggal di Pengungsian

"Kerjasama berbagai pihak lintas wilayah ini penting. Membantu bibit tanaman untuk petani di Cimenyan adalah langkah strategis untuk perbaikan lingkungan. Kita juga mendampingi petani agar merawat tanaman sampai benar-benar hidup," kata Eppy.

Bibit Buah
Sementara itu, petani dari Yayasan Odesa Indonesia, Toha Odik mengatakan, saat ini diperlukan banyak bibit durian, jeruk, alpukat dan kelor.

Empat jenis tanaman ini yang paling diminati petani karena memiliki nilai jangka panjang sebagai penghasil panen pertanian yang menguntungkan petani.

"Durian, jeruk, alpukat dan kelor itu tumbuh baik dan panen baik di Cimenyan. Selama ini jarang orang menanamnya. Pemerintah hanya berbagi bibit tanaman kayu, itupun jumlahnya sedikit. Lagi pula tanaman kayu itu setelah besar akan ditebang," kata Toha.

Baca Juga: Cucun Bakal Angkat Jempol Jika Dadang Supriatna Bisa Selesaikan Masalah Banjir Kabupaten Bandung

Menurut Toha, dalam kegiatan yang melibatkan ribuan petani dibutuhkan bibit yang besar-besar karena kalau bibit kecil bisa berisiko mati.

Dari ribuan orang itu tidak semuannya serius mengurus tanaman kecil. Tetapi kalau bibitnya besar, risiko kematian lebih rendah.

"Kami mewakili petani berterimakasih kepada para penyumbang bibit. Yang sudah ditanam empat tahun lalu sekarang sudah menghasilkan. Kopi, jeruk, kelor, alpukat dan beberapa tanaman lain sudah bisa dinikmati hasilnya, dan petani makin menyukai menanam buah," lanjut Toha.

Baca Juga: Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo Positif Corona Usai Melepas Masker Saat Makan

Kegiatan aksi menanam pohon sejak tahun 2016 dilakukan Yayasan Odesa Indonesia. Kegiatan tersebut sebagai salah satu bentuk upaya memperbaiki lingkungan di Kawasan Bandung Utara (KBU). Masalah kerusakan KBU juga disinggung dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung tahun 2018.

Dikatakan, selama 3 tahun terakhir, jumlah kejadian bencana di Kota Bandung mencapai 2.671 kejadian, dengan 256 orang meninggal dunia. Salah satunya adalah kejadian banjir bandang di Jatihandap.

Bencana ini terjadi bukan hanya akibat faktor hujan deras, tetapi faktor lain yang juga sangat penting adalah akibat terjadinya alih fungsi lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU).***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler