BMKG Ungkap Misteri Suara Dentuman di Malang

4 Februari 2021, 21:32 WIB
Ilustrasi – BMKG mengonfirmasi sumber dentuman keras di Malang. /Pixabay/Jplenio/

GALAMEDIA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akhirnya mengungkap soal misteri suara dentuman yang terjadi di sekitar Kota Malang.

Suara dentuman itu terdengar pada Selasa 2 Februari malam hingga Rabu 3 Februari 2021 dini hari. Suara dentuman terdengar warga dari sejumlah lokasi di Malang, Provinsi Jawa Timur.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, dalam rentang waktu Selasa malam hingga Rabu dini hari tidak ada aktivitas gempa.

Baca Juga: Anak Buah Sri Mulyani Bantah Besaran Insentif untuk Nakes Covid-19 Dipangkas Hingga 50 Persen

"Suara dentuman tersebut tidak berasosiasi dengan aktivitas gempa bumi," terang Daryono melalui keterangan resmi yang dirilis laman BNPB, Kamis, 4 Februari 2021.

Berdasarkan data BMKG, aktivitas petir banyak terjadi menjelang dini hari. Kondisi cuaca di sekitar Kota Malang menjelang dini hari terpantau hujan.

Tercatat beberapa aktivitas petir terjadi di sejumlah lokasi, seperti Blitar, Kandangan, Lawang, Mojokerto dan Kota Malang.

Baca Juga: Bencana Datang Silih Berganti, Allah Sebut Manusia Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

Dari hasil penjelasan Daryono, sumber bunyi bisa berasal dari shockwave, seperti meteorit yang meluncur dengan kecepatan supersonik, gunung api, longsoran berskala luas, gempa yang sangat dangkal dan petir dengan kondisi cuaca tertentu bisa menimbulkan suara dentuman.

"Kita melacak aktivitas petir yang ada di Malang dan sekitarnya, kita mendapat data-data valid bahwa dentuman bergelombang berasosiasi dengan aktivitas petir," jelas Daryono.

Baca Juga: Taat pada Allah dan Rasul-Nya, Wujud Nyata Cinta yang Hakiki

Masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir dengan suara dentuman tersebut. Fenomena ini bisa saja terjadi mengingat kondisi cuaca hujan yang terjadi di Malang.

Menyikapi kondisi cuaca saat ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada agar terhindar dari risiko dengan cara mengidentifikasi bahaya, kerentanan dan kapasitas sekitar dalam lingkup keluarga.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler