Ustadz Das’ad Latief pada Karni Ilyas: Saya Tidak Benci Abu Janda, yang Saya Benci Pemikirannya

7 Februari 2021, 14:40 WIB
Penceramah kondang, ustadz Das'ad Latif /Antara/

GALAMEDIA – Abu Janda atau Permadi Arya dikenal sebagai pegiat media sosial yang sering membuat kontroversi hingga saat ini. Kasus terbaru yang dilakukannya terkait soal rasisme terhadap eks anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai.

Tak hanya itu, Abu Janda pun diperkarakan soal ucapannya yang menyebut Islam adalah agama yang arogan.

Melihat kejadian itu, Karni Ilyas mengundang Ustadz Das’ad Latief seorang ulama kondang asal Makassar untuk memberi tanggapan mengenai kasus Abu Janda yang disiarkan pada kanal Youtube Karni Ilyas Club pada Sabtu, 6 Februari 2021.

Baca Juga: Blak-blakan, Wishnutama Ternyata Tidak Pernah Punya Cita-cita Jadi Menteri

Karni Ilyas menanyakan tanggapan soal penghinaan Abu Janda soal evolusi yang ditujukan kepada Natalius Pigai dan terkait penghinaan Abu Janda terhadap islam.

“Saya tidak membenci Abu Janda, yang saya benci adalah pemikirannya. Karena benci orangnya, dan dia dipenjara, selesai. Tetapi jika pemikirannya tidak dibenci, akibatnya akan menyebar semakin luas,” ucap Ustadz Das’ad Latief menjawab pertanyaan bang Karni.

Dirinya juga menyayangkan tindakan Abu Janda yang terus berulah, karena akan merusak bangsa. Terlebih lagi setiap kontroversi yang dilakukannya dipublikasi ke masyarakat luas, termasuk soal SARA.

Baca Juga: Millen Cyrus Buat Pengakuan Heboh: Aku Sholat Jumat kok dan Pake Sarung, dan Nggak Mau Dipotong

Latief turut mendukung tindakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang melaporkan Abu Janda dan berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

Hal yang paling menarik perhatian Latief adalah kejujuran dan pengakuan Abu Janda, bahwa tindakan kontroversinya itu dibayar oleh pihak lain.

“Ada satu yang saya suka, dia (Abu Janda) jujur, bahwa dirinya memang dibayar melakukan itu. Nah ini baru sportif,” tuturnya.

Baca Juga: Makin Memanas, Kapal China Nekat Terobos Perairan Jepang Pasca Luncurkan UU Penjaga Pantai

Abu Janda dianggapnya lebih terhormat dibanding pejabat negara yang melakukan penyimpangan pada dana bansos. Hal tersebut Latief ungkapkan bahwa Abu Janda bertindak karena ditanggung oleh dana dari sponsor, berbeda halnya dengan kasus bansos yang merupakan uang negara atau uang rakyat.

“Untuk kasus Abu Janda ini, negara harus hadir untuk membatasi pemikiran-pemikiran seperti ini, karena kalo tidak, akan merusak anak-anak kita,” kata Latief.

Hal tersebut dipicu oleh kemudahan teknologi saat ini, terutama adanya media sosial yang dinikmati oleh generasi milenial. Tetapi sistem penyaringan terhadap berbagai konten negatif memang sulit dikendalikan.

Baca Juga: Setelah Tenaga Kesehatan, Ini Dia Sasaran Selanjutnya Vaksinasi Covid-19

Adab menjadi penyangga utama dalam mengontrol sikap agar tetap selalu beritikad baik dalam perkataan maupun perbuatan.

“Kita punya adab. Oleh karena itu bagi saya tidak ada alasan dan pemikiran untuk membenarkan orang-orang yang berprilaku rasisme,” ujarnya.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler