Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional, Dedi Taufik : Bahasa Ibu Bisa Mengubah Perilaku Seseorang

21 Februari 2021, 06:34 WIB
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Dedi Taufik dan Ketua Tim WBTb Jawa Barat Bucky Wibawa /Kiki Kurnia

GALAMEDIA - Tanggal 21 Februari atau hari ini, Minggu 21 Februari 2021, diperingati sebagai hari bahasa ibu internasional.

Hari Bahasa Ibu Internasional merupakan hari yang diresmikan oleh PBB pada Sidang Umum ke-30 yang diadakan pada 1990. Hari itu untuk memperingati keberagaman budaya dan bahasa yang dimiliki setiap golongan masyarakat di dunia.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Desi Taufik menyebutkan kita sesuatu dari bahasa ibu. "Artinya kita memulai kahidupan sejak lahir hingga dewasa tak lepas dari pengaruh bahasa ibu," ungkap Dedi Taufik saat dimintai komentarnya tentang Hari Bahasa Ibu Internasional, Minggu 21 Februari 2021.

Menurut Dedi, tutur bahasa ibu yang diterapkan baik di lingkungan rumah maupun sekolah akan merubah perilaku seseorang. "Dengan bahasa (bahasa ibu) bisa merubah perilaku dan etika seseorang. Da basa mah teu meuli," katanya.

Baca Juga: Akibat Siklon Tropis BMKG Beri Peringatan Dini Gelombang Tinggi di Beberapa Perairan pada 21-22 Februari 2021

Dedi berharap dengan peringatan hari bahasa ibu internasional ini bisa direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara membangun komunikasi melalui bahasa.

"Komunikasi harus kita bangun melalui bahasa ibu, dan itu akan merubah kearah yang lebih baik," katanya.

Sementara menurut salah seorang anggota DPRD Jabar, Bucky Wibawa peringatan hari bahasa ibu menjadi sangat penting untuk bangsa Indonesia, khususnya warga Sunda.

"Orang Sunda memiliki falsafah, Basa Cicirèn bangsa, ilang basa na ilang bangsa na (Bhasa adalah ciri suatu bangsa, hilang bahasanya maka hilang bangsanya," ungkap kakak kandung dari Nicky Astria ini.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 Februari 2021: Rumah Tangga Nino dan Elsa Hancur, Akankah Papa Surya Membantu?

Falsafah ini, kata Bucky sudah melekat di seluruh masyarakat Jawa Barat. Terlebih di Jawa Barat terdapat tiga bahasa Indung (ibu), yakni bahasa Sunda, bahasa Betawi Bogor, dana bahasa daerah dialek Cirebon (bahasa Ceribon).

"Dimasing-masing daerah, bahasa ibu berkembang sesuai perkembangan jaman," kata lelaki yang akrab dipanggil Bucky Wikagoe ini.

Menurut Bucky, eksistebsu nilai- nilai budaya termasuk bahasa ibu akan jauh lebih berkembang apabila ada dukungan minimal dari tiga pilar, yakni komunal (komunitas), pemerintah dan swasta. "Ketiga pilar ini harus bekerjasama mengembangkan bahasa Ibu dibantu oleh media," katanya.

Berdasarkan pengamatan Bucky, bahasa ibu di setiap daerah kini muncul varian varian baru, termasuk bahasa Sunda yan berkembang di wilayah Priangan dengan munculnya bahasa gaul.

Baca Juga: BMKG: Peringatan Dini Cuaca 21 Februari 2021 di Jawa Barat, Beberapa Daerah Diperkirakan Hujan Petir

Bahasa gaul ini, kata dia, dikembangkan oleh generasi muda (milenial) yang diadopsi dari bahasa Sunda (ibu) sesuai perkembangan jaman saat ini.

"Anak sekarang akan sulit belajar bahasa Ibu (Sunda) dengan undak usuk basanya. Bukannya tidak diperkenalkan di sekolah,tapi jamannya yang berbeda. Namun ada celah mengajarkan bahasa Sunda (ibu) melalui tembang atau pupuh (seni) secara intensif sejak dini. Dulu saya diajarkan bahasa Sunda lewat pupuh dan tembang, hingga sekarang tetap melekat tidak pernah lupa," pungkasnya.

Sejarah

Awal kemunculan hari bermakna ini sendiri adalah dari budaya Bangladesh, yang memperjuangkan penggunaan bahasa Bengal di wilayahnya. Penggunaan bahasa Bengal sebenarnya sudah cukup lama di wilayah Bengal Timur (yang kemudian jadi Bangladesh).

Namun pemerintahan Bengal Barat (saat ini Pakistan), justru menetapkan bahasa Urdu sebagai bahasa resmi wilayah tersebut. Hal ini kemudian memicu protes dari berbagai golongan masyarakat di sana, karena merasa bahasa Urdu bukan bahasa yang mereka kenal dan gunakan sejak kecil.

Baca Juga: Highlight Liverpool vs Everton, 0-2: Rekor Kemenangan The Reds Selama 21 Tahun Hancur

Pertikaian meletus pada 21 Februari 1952. dimana aparat kepolisian menembaki demonstran yang melakukan protes. Beberapa nama besar gugur pada peristiwa tersebut. Namun berhasil menjadikan bahasa Bengal sebagai satu bahasa resmi di Bangladesh pada tahun 1956.

Maka sejak setahun setelah protes, rakyat Bengal Timur sudah merayakan Hari Peringatan Bahasa. Baru pada tahun 1971, Bangladesh memerdekakan diri dan memisahkan diri dari wilayah Pakistan.

Wacana internasional perayaan hari Bahasa Ibu Internasional sendiri tercetus pada tahun 1998, oleh Rafiqul Islam, warga Bangladesh yang hidup di Kanada.

Baca Juga: Lagi, Dewa Disekap Anak Buah Kevin, Nana Ketakutan: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 21 Februari 2021

Usulan ini diterima oleh PBB, dan meresmikannya pada tahun berikutnya. Peringatan tersebut difokuskan pada perayaan keanekaragaman bahasa dan budaya masyarakat di seluruh dunia.

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler