Vaksin AstraZeneca Disambut Baik, Perhimpunan Dokter Paru: Herd Immunity Bisa Cepat Tercapai

9 Maret 2021, 15:06 WIB
Ketibaan vaksin AstraZeneca di Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (08/03/2021) sore.* /Foto: Biro Pers Setpres/Rusman/

GALAMEDIA - Vaksin AstraZeneca tiba di Bandara Soekarno Hatta, Senin 8 Maret 2021 petang dan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebanyak 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton, terdiri dari 11.136 karton vaksin.

Vaksin AstraZeneca telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena efikasi dan keamanannya telah memenuhi syarat. Vaksin ini juga sudah direkomendasikan World Health Organization (WHO).

Baca Juga: Tega, Minta Bersetubuh pada Anak Dibawah Umur, Pelaku Mengancam Korban Sebarkan Video

BPOM RI telah melakukan uji klinis Vaksin AstraZeneca terhadap 23.745 subjek dengan laporan hasil yang aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Saat ini, Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan mengatakan terbitnya izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca dari Badan BPOM merupakan kabar gembira untuk Indonesia.

"Selain karena ada pilihan selain vaksin Sinovac, juga untuk segera bisa mencapai 'herd immunity'," kata Erlina dalam bincang-bincang daring, dilansir Antara Selasa 9 Maret 2021.

Dokter spesialis paru ini mengatakan, kekebalan kelompok sangat penting untuk segera dicapai saat ini agar siklus penularan tidak terus terjadi.

Semakin banyaknya pilihan dan jumlah vaksin yang diberikan kepada masyarakat bakal mempercepat proses vaksinasi, maka kekebalan kelompok bisa cepat dicapai.

Baca Juga: Hari Musik Nasional 2021: Rapper Young Lex Malah Dihujat Gara-gara Plagiarisme

Hasil evaluasi keamanan berdasarkan data uji klinis secara keseluruhan pemberian vaksin dua dosis dengan interval 4-12 pada pada total 23.745 subjek, dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik umumnya sedang dan ringan.

Yang dominan dilaporkan adalah reaksi lokal pada lokasi penyuntikan,seperti nyeri, kemerahan, gatal hingga pembengkakan.

Baca Juga: Pasca KLB Demokrat, Muncul Testimoni Salah Satu Peserta yang Mengaku Rancu saat Pilih Ketua Umum

Sedangkan reaksi sistemik yang ringan dari efek vaksin tersebut, seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, demam, dan muntah.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap khasiat, vaksin tersebut dapat merangsang pembentukan antibodi yang baik pada populasi dewasa maupun lansia dengan rata-rata peningkatan antibodi Imunoglobulin M (IgM) berkisar 32 kali setelah dosis kedua usia 18-60 tahun serta 21 kali pada kelompok lansia di atas 65 tahun.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler