Soroti Temuan Baju FPI dari Terduga Teroris, Mustofa Disemprot Ferdinand Hutahaean: Baca Buku Tentang Intel

31 Maret 2021, 12:44 WIB
Mustofa Nahrawardaya. /Instagram @tofatofa_id

GALAMEDIA - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan dari Mustofa Nahrawardaya terkait penemuan baju FPI dari terduga teroris.

Pada mulanya Mustofa Nahrawardaya menyoroti sebuah baju FPI yang ditemukan oleh Densus 88 dari terduga teroris.

Menurutnya, atribut FPI yang ditemukan Densus 88 itu terlihat sekilas masih bersih, dan ia menganggapnya baju tersebut masih baru.

Baca Juga: Sebanyak 14 Negara Menyatakan Keprihatinan Pada WHO Perihal Asal-usul Covid-19

Pernyataan itu disampaikan Mustofa Nahrawardaya melalui akun Twitter pribadinya, Selasa 30 Maret 2021.

"Jaket dan kaosnya masih kencling kayaknya. Alias masih bersih sekilas terlihat. Perawatan tidak sembarangan," ujar Mustofa, dikutip Galamedia, Rabu 31 Maret 2021.

Ferdinand Hutahaean yang melihat pernyataan dari Mustofa Nahrawardaya itu, langsung menanggapinya dengan sebuah tweet yang menyindir Mustofa.

Hal itu terlihat dari akun Twitter pribadi Ferdinand Hutahaean yang menyebut Mustofa tidak mengerti soal operasi intel.

Baca Juga: Menegangkan! Ini 5 Film Terorisme Berdasarkan Kisah Nyata, Salah Satunya Film Indonesia '22 Menit'

Ia juga menyindir Mustofa yang menurutnya tidak mengerti apa-apa namun malah seolah-olah menjadi pengamat intel.

"Bung, kalau ngga ngerti kerja intel sprt apa, nggak usah sok pengamat intel," ujar Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean juga menilai jika sedikit-sedikit mengatakan rekayasa atau settingan, maka itu tandanya Mustofa tidak paham dengan cara kerja intel.

"Dikit2 rekayasa, settingan, operasi senyap. Fungsi intel sj kamu tak paham, apalagi kerja intel dgn segala operasinya. Paling yg kamu tau intel itu nyamar, itu tok," sindirnya.

Baca Juga: Jelang Pernikahan Aurel-Atta, Penyakit Auto Immune Ashanty Kambuh: Sakit dan Gatel Banget

Tak hanya itu, Ferdinand juga menekankan kepada Musotfa untuk tidak sok menjadi pengamat intel, karena menurutnya membaca buku tentang intel saja tidak pernah.

"Punya teman intel juga tidak. Paham operasi intel apalagi makin tak ngerti. Apa fungsi intel juga tidak tahu apalagi bagian2 intel makin tak paham. Bahkan baca buku ttg intel sj tidak pernah tapi sok pengamat intel," tuturnya.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler