Pengamat Politik Melihat Kemarahan Risma di NTT Dinilai Hanya Sebagai Bentuk Pencitraan

9 April 2021, 14:38 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini tiba di Bandara Fransiscus Xaverius Seda, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 8 April 2021, untuk memberikan bantuan logistik. /Dok Kemensos RI

GALAMEDIA - Beredar kabar mengenai kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharani ke Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berujung tidak kondusif.

Pasalnya, Risma disana hendak memarahai Tagana dan Relawan Sosial yang dinilainya kurang proaktif, dalam menangani korban serta bencana yang terjadi di NTT tersebut.

Mengetahui hal itu, pengamat politik dari Centre of Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menanggapi sikap Risma tersebut.

Dilansir Galamedia dari akun Faceboook CISA pada Jumat, 9 April 2021, Herry mengungkapkan bahwa sikap Risma tersebut kurang bijaksana.

Baca Juga: Fantastis! 6 Makanan Khas Indonesia Ini Dibanderol dengan Harga Selangit, Termasuk Tempe?

Baca Juga: Anggota DPR RI Ini Minta Hakim untuk Tidak Dzalimi hingga Segera Bebaskan HRS

Kemarahan Risma tersebut dinilai oleh Herry tidak semestinya terjadi.

Herry menuturkan, sebelum Risma hendak memarahi Tagana dan relawan sosial disana, seharusnya Risma berintrospeksi terlebih dahulu.

Risma seharusnya memperhitungkan ketidakproaktifannya disana, disebabkan oleh SDM atau manajemennya.

"Bu Risma ini kan Mensos, dan Tagana adalah salah satu unsur dalam Kementerian Sosial. Harusnya dia intropeksi diri dulu. Apakah ketidakproaktifan ini dari sisi SDM-nya atau manajemennya," ujar Herry.

Baca Juga: Gubernur Kaltim Sebut Jokowi Bakal Masuk Surga, Tifatul Sembiring: Emangnya Surga di Telapak Kaki Ibu Kota

Kemudian Herry juga menuturkan, Kemarahan Risma tersebut hanya berfokus pada pencitraan.

Herry menyayangkan sikap tersebut, mengingat seharusnya Kemensos melakukan pembenahan di internalnya, bukan hanya sekedar melakukan pencitraan.

"Saya lihat gayanya Risma ini cenderung mengadopsi gayanya saat jadi Walikota. Baiknya setelah menjadi Mensos pembenahan itu bukan fokus pada pencitraan," ujar Herry.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Streaming Ikatan Cinta 9 April 2021: GAWAT! Papa Surya dan Rendy Lihat Elsa Bersama Ricky

"Risma harus lakukan upaya-upaya yang sistematis dan berkelanjutan terutama menyelesaikan persoalan bencana dengan cepat dan efektif," sambungnya.

Selain itu, Herry juga menyesalkan kemarahan Risma tersebut, dimana dirinya tidak melihat kondisi tersebut sebagai evaluasi di dalam Kemensos.

Herry menilai Kemensos kurang profesional dalam menanggapi segala masalah sosial.

Seharusnya Risma memiliki kewajiban untuk memberikan pelatihan, pendidikan, hingga honorarium kepada Tagana dan relawan disana.

Baca Juga: Atlet Blind Judo Hingga Kontestan Liga Dangdut Indonesia Galang Donasi untuk NTT

"Risma sibuk marah, marahin bawahannya sendiri, lah dia kan pimpinan. Harusnya mengevaluasi kementeriannya apakah sudah mampu mengelola SDM yang berkecimpung di penanganan bencana mulai dari pelatihan, pendidikan hingga honorarium. Faktor ini juga akan mempengaruhi kinerja di lapangan," ujar Herry.

"Hampir di seluruh Indonesia, pola penanganan masalah sosial dilakukan kurang efektif. Faktornya ya SDM-nya bukan orang yang tepat. Tidak profesional karena latar belakangnya bukan dari pekerja sosial," pungkasnya.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler