Super Blood Moon 26 Mei, Puncak Gerhana Bulan Bisa Disaksikan dari Daerah Ini, Catat Waktunya

21 Mei 2021, 10:04 WIB
Gerhana bulan total disebut Bulan Merah Super atau Super Blood Moon akan terjadi pada Rabu, 26 Mei 2021 dapat dilihat di sejumlah daerah di Indonesia. /Reuters/Mike Blake

GALAMEDIA - Gerhana Bulan Total Perigee atau yang lebih dikenal dengan Super Blood Moon, akan terjadi pada 26 Mei.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, fase-fase gerhana bulan itu akan tampak di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, proses Super Blood Moon sejak fase awal (P1) hingga fase akhir (P4) akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik.

Baca Juga: Jadwal Pencairan Dana dan 2 Cara Dapatkan Banpres BPUM UMKM 2021, Besar Bantuan Rp 1,2 Juta

"Sedangkan proses gerhana totalnya, sejak awal fase total (U2), puncak total hingga akhir fase total (U3) akan berlangsung selama 18 menit 44 detik," jelas Triyono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, 21 Mei 2021.

Fase P1 atau pada Awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46.12 WIB, 16.46.12 WITA, 17.46.12 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah. Sehingga pengamat di provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya Gerhana Bulan Total ini.

Kemudian fase U1 atau Gerhana Bulan Sebagian mulai pukul 16.44.38 WIB, 17.44.38 WITA, 18.44.38 3 WIT, melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Dengan begitu, pengamat di wilayah Indonesia Timur, Pulau Sulawesi bagian Timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 21 Mei 2021: Diancam, Alya Rencanakan Membungkam Kevin!

Fase U2 atau Gerhana Bulan Total mulai masuk pukul 18.09.21 WIB, 19.09.21 WITA, 20.09.21 WIT melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat.

Seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Selanjutnya Fase Puncak Gerhana Bulan terjadi pukul 18.18.43 WIB, 19.18.43 WITA, 20.18.43 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Fase U3 atau Gerhana Bulan Total berakhir pukul 18.28.05 WIB, 19.28.05 WITA, 20.28.05 WIT melintas membelah Sumatera Utara, sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini, 21 Mei 2021 di Pegadaian: Saatnya Beli, Antam Turun!

Kemudian Fase U4 atau Gerhana Bulan Sebagian berakhir pukul 19.52.48 WIB, 20.52.48 WITA, 21.52.48 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Pada Fase P4 atau Gerhana Bulan berakhir pukul 20.51.14 WIB, 21.51.14 WITA, 22.51.14 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Triyono menjelaskan, Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah yang terkenal dengan istilah Blood Moon.

"Sementara karena posisi Bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon," tambah dia dikutip dari Antara.

Baca Juga: Perhatian! Transaksi dan Cek Saldo di ATM Link Dikenai Biaya Mulai 1 Juni 2021

"Sehingga, Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di Perigee Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi," sambungnya.

BMKG akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi dan disebarluaskan melalui https://www.bmkg.go.id/gbt.

Gerhana Bulan total ini dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan dan aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.

Baca Juga: Ruhut Sitompul Kritik Keras Tanggapan Rocky Gerung soal Konflik Israel - Palestina

Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis.

Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.

"Masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler