Hari Lahir Pancasila Perekat Kesatuan Nasional, Abdy Yuhana: Jangan Ada Lagi Perdebatan

2 Juni 2021, 10:40 WIB
Anggota DPRD Jabar, Abdy Yuhana (kanan) saat berbicara pada kegiatan Hari Lahir Pancasila, Prakarsa: Pancasila untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia & Kepeduliaan Rakyat Palestina, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa, 1 Juni 2021./dok.pribadi /

GALAMEDIA - Pancasila sebagai dasar negara sudah menjadi kesepakatan bersama untuk berbangsa yang dirumuskan para 'founding father' negara ini.

Anggota DPRD Jawa Barat, Abdy Yuhana menegaskan, dengan statusnya itu maka tidak perlu lagi ada perdebatan mengenai hal tersebut.

"Pancasila sebagai sebuah keyakinan dan kesepakatan bersama bagi kita untuk berbangsa. Ini harus dijadikan landasan bagi kita untuk bermasyarakat. Intinya jangan ada lagi perdebatan mengenai ideologi Pancasila," tegas anggota DPRD Jabar Abdy Yuhana.

Abdy menyampaikan hal itu usai Kegiatan Hari Lahir Pancasila, Prakarsa: Pancasila untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia & Kepeduliaan Rakyat Palestina, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa, 1 Juni 2021.

Baca Juga: Bulan Bung Karno, Risma Napak Tilas ke Situs Penjara Banceuy dan Gedung Indonesia Menggugat

Ditambahkan Abdy, sebagai sebuah diskursus, Pancasila jangan lagi dijadikan seperti sebuah fosil. Ruang-ruang untuk Pancasila harus terus dibuka dan diperbincangkan di tengah masyarakat Indonesia.

"Sehingga Pancasila tetap menjadi perekat kita sebagai sebuah bangsa," ujar politisi dari PDI Perjuangan itu.

"Maka itu, kami mengapresiasi anak muda yang terus membuka ruang dan membuat Pancasila semakin menarik," tandasnya.

Lebih lanjut Abdy menilai, Indonesia tengah kekurangan tokoh bangsa yang bisa merangkul seluruh kelompok.

Oleh karena itu, Pancasila merupakan jembatan dalam menyatukan sejumlah perbedaan, salah satunya pandangan politik, yang kerap terjadi di Tanah Air.

Baca Juga: Menag Yaqut Imbau Tak Pilih Penceramah yang Ngomong Jorok, Ceramah Gus Miftah Jadi Sorotan

"Saya melihat, kita defisit tokoh bangsa yang merangkul, sehingga kalau ada pandangan politik yang berbeda maka tidak bisa bertemu," terangnya.

"Kedepan saya berharap kita surplus tokoh bangsa yang negarawan dan merangkul, serta menjadikan pandangan berbeda sebagai sebuah khasanah dalam memerkuat Indonesia, bukan sebagai pemecah bangsa," lanjut Abdy.

Abdy juga menyatakan, Indonesia harus memiliki undang-undang konsensus bernegara. Dengan adanya undang-undang tersebut, negara ini bisa makin melangkah maju, salah satunya dengan membangun peradaban bangsa.

"Jangan sampai kita sedang melaju, muncul lagi persoalan sejarah yang belum selesai. Maka itu, kalau kita sudah merumuskan peradaban bangsa yang klir, otomatis permasalahan sejarah akan selesai," terangnya.

Baca Juga: Oded: Penanganan Pandemi Covid-19 Butuh Kehadiran Nilai-nilai Pancasila

"Setelah itu, baru kita membangun sumber daya manusia, setelahnya perekonomian," lanjut Abdy.

Dengan kondisi tersebut, Abdy pun menekankan agar masyarakat menjalankan ideologi Pancasila selama hayat masih dikandung badan.

Lewat lima sila yang terkandung dalam Pancasila, semua agama, suku, bahasa, adat, dan budaya mampu dipersatukan. Terutama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Indonesia dengan berbagai keberagamannya mampu dipersatukan oleh Pancasila. Tugas kita hanya harus bergotong royong menjalankan ideologi Pancasila," pungkas Abdy.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler