Menag Yaqut Imbau Tak Pilih Penceramah yang Ngomong Jorok, Ceramah Gus Miftah Jadi Sorotan

- 2 Juni 2021, 10:20 WIB
Gus Miftah
Gus Miftah /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol/

GALAMEDIA - Imbas imbauan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang berharap agar masyarakat tak memilih penceramah yang ngomong jorok, nama Gus Miftah tiba-tiba terseret.

Bersamaan dengan mencuatnya pernyataan Menag yang banyak dibagikan warganet di media sosial, sebuah potongan video ceramah Gus Miftah juga ikut ramai di timeline.

Video dimaksud berisi Gus Miftah yang menyinggung kebiasaannya berceramah untuk  berbagai kalangan, termasuk lonte, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bersinonim dengan wanita tunasusila dan pelacur.

Baca Juga: Genap Berusia 26 Tahun, Berikut Fakta Perjalanan Karier Aktris Chelsea Islan

"Pengajian saya masuk ke semua lini, pejabat kulo yo ngaji ning lemhanas, kampus kulo yo ngaji, pengajian umum kulo yo ngaji, artis kulo yo ngaji, lonte aku yo ngaji," ujarnya dalam video dimaksud seperti dilansir Galamedia, Rabu (2 Juni 2021).

Gus Miftah bahkan menyebut pengajian dengan lonte paling menyenangkan.

"Dan pengajian sing paling nyenengke adalah pengajian dengan lonte. Kenapa? Karena ngajinya berpahala matanya bervitamin," lanjutnya.

Baca Juga: Dalam Situasi Pandemi Covid-19, Unpad Akan Terapkan Pembelajaran Hybrid pada Agustus 2021 Mendatang

Berkaitan dengan imbauan Menag Yaqut, sejumlah warganet menilai ceramah Gus Miftah salah satu yang dimaksud ‘beromongan jorok' seperti kata Menag.

Sebelumnya, Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama alias penceramah bersertifikat masih digelar Kemenag. Program ini kembali dibahas dalam rapat dengan Komisi VIII DPR RI.

Menag Yaqut Cholil Qoumas mengatakan melalui pelatihan ini diharapkan para penceramah memiliki pemahaman tentang moderasi beragama dan wawasan kebangsaan yang kuat.

Baca Juga: Oded: Penanganan Pandemi Covid-19 Butuh Kehadiran Nilai-nilai Pancasila

Gus Yaqut menegaskan program ini bukan sertifikasi ulama seperti yang ramai sebelumnya, tapi program agar materi penceramah moderat. Program ini juga diklaim berkoordinasi dengan seluruh ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah hingga MUI.

Meski ada bimtek, politikus PKB itu menyebut masyarakat bebas memilih penceramah mana yang diikutinya.

Namun, ia berharap masyarakat tak memilih penceramah yang berkata jorok dan sebagainya setelah bimtek tersebut.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 2 Juni: Rencana Baru Alya Buat Dewa Nana Menderita

"Kemudian ini akan kembali lagi kepada masyarakat memilih dai atau penceramah mana yang mau diundang. Jadi kalau masyarakat masih saja mengakomodir seperti yang tadi disampaikan Bu Lisda (anggota DPR), baik penceramah yang ngomong jorok, ngomong tidak jelas di tempat-tempat ibadah, ya itu maunya masyarakat.”

“Tetapi bahwa pemerintah dan kita semua, saya kira berusaha untuk memberikan pemahaman atau tambahan wawasan kepada dai," lanjutnya.

Dengan bimtek, Menag berharap penceramah dapat menyampaikan ajaran Islam yang penuh perdamaian dan cinta kasih.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x