PJJ Tidak akan Hilang, Tapi Dikolaborasikan

6 Juni 2021, 17:16 WIB
Ilustrasi PJJ. /Pixabay

GALAMEDIA - Dampak dari pandemi Covid-19, Lebih dari setahun ini, siswa bersekolah dengan metoda pembelajaran jarak jauh (PJJ). Namun, kini siswa juga mulai bersiap untuk menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) kembali.

Rencananya, PTM ini akan digelar Juli mendatang.

Pemerhati pendidikan Saufi Sauniawati mengatakan, rasa bosan bisa menghinggapi siswa saat PJJ. Pasalnya, jarang ada variasi dalam pembelajaran dan hal itulah yang mendorong siswa cenderung bosan. Ia pun mengakui, terdapat sejumlah masalah dalam PJJ ini, salah satunya tidak semua siswa memiliki ponsel pintar.

"Kalau pun ponselnya ada, paketnya enggak ada, sinyalnya lemah. Selain itu, orangtua pun harus secara intensif ikut belajar dan mengajarkan pada anak. Tak hanya perkara handphone, tapi juga kurikulum juga dinilai belum cukup menunjang model PJJ," ujar Saufi dalam webinar "Refleksi Pendidikan Indonesia diantara PJK dan PTM" yang diadakan Faber-Castell pada Sabtu, 5 Juni 2021. 

Dikatakannya, masalah PJJ ini terjadi pada tiga elemen yakni, siswa, orangtua dan guru. Kendala yang dihadapi siswa adalah lemahnya motivasi belajar, pemberian tugas dirasakan berat karena berbeda antara tujuan pengajar dan orang tua, kemampuan anak menggunakan perangkat pembelajaran minim, distorsi dengan permainan online ketika belajar menggunakan gadget.

"Paradigma tidak pergi sekolah adalah libur masih tertanam pada siswa dan kurangnya sosialisasi sehingga membuat pembelajaran terasa berar, serta monotonnya pemberian tugas," ungkapnya.

Baca Juga: Tumben, Faisal Basri Sepakat dengan Menko Polhukam Mahfud MD!

Sementata dari sisi orang tua, ungkapnya, terkendala dalam penyiapan fasilitas, belum mengetahui secara rinci platform dan troubleshooting, kendala perilaku anak, perbedaan pola target pembelajaran antara guru dan orang tua, belum dapat menjadi motivator beratnya menerapkan disiplin pada anak, dan waktu yang terbatas.

"Peranan guru selama ini yang berfungsi sebagai motivator dan bertugas melakukan proses monitoring, serta pendampingan/fasilitator bagi siswa didik kini harus di emban oleh orang tua yang sudah sibuk dalam bekerja dan berakibat menimbulkan banyak masalah baru, diantara makin rendahnya motivasi anak dalam belajar," ungkapnya

Sedangkan dari sisi guru, lanjutnya, fungsi dan pola pemberian materi dengan berbagai-bagai platform, namun belum memahami troubleshooting, pembelajaran masih belum bisa menciptakan bonding walau pembelajaran jarak jauh, kreativitas guru beragam, pembelajaran belum menarik dan menyenangkan.

Tak hanya kendala yang dihadapi, ungkap Saufi, PJJ ini pun memberikan dampak positif. Misalnya pada pengmbangan dan pembentukan karakter anak secara utuh. Di mana anak belajar good attitude, mengerti apa yang harus dikerjakan di rumah.

Baca Juga: Link Live Streaming MotoGP Catalunya 2021: Rossi Akui Tak Hebat Seperti Dulu

"Anak sekaramg lupa apa yang harus dikerjakan, misalnya kalau sudah makan harus cuci piring, pulang ke rumah sepatu disimpan ditempatnya bukan dilempar-lempar. Selama PJJ ini, ada tugas pembiasaan yang diberikan guru. Misalnya, anak pagi-pagi harus cuci piring dan lainnya," ungkapnya.

Meski kerap disebut pencitraan, karena tugas tersebut harus difoto, namun hal itu akan menjadi kebiasaan dan bisa membentuk karakter, anak kembali memiliki etika. Tak hanya itu, anak pun lebih kreatif dalam menggunakan perangkat eletronik. Selama PJJ ini, anak-anak memang kerap main game online, namun setidaknya mereka punya teman online sedunia dam belajar bahasa negara lain.

Dikatakannya, saat ini sejumlah daerah sudah bersiap menghadapi PTM secara terbatas. Karena itu, orang tua dan anak pun harus mempersiapkan diri. Dimulai dengan cari aturan terkait dengan pembelajaran tatap muka di lokasi tempat tinggal, mulai mengajarkan Protokol Kesehatan, dan kembali disiplikan jam tidur dan jam bangun.

Orang tua juga, ungkapnya, masih tetap harus mengawasi pembelajaran jarak jauh dan tetap memfasilitasi kebutuhan pembelajaran jarak jauh dengan lebih cermat dan cerdik. Kemudian, ajarkan protokol kesehatan dan tekankan pada anak jangan minta makanan atau minuman bekas teman, jangan berpelukan, jangan bergantian masker dan mengurangi bermain game, mulai memberikan kegiatan after school activity offline

Meski PTM secara terbatas akan diterapkan, PJJ juga akan tetap ada, seperti yang diungkap oleh Mendikbud Madiem Makarim belum lama ini. Dalam penyesuaian SKB 3 Menteri tersebut, disebutkan mulai Januari 2021 PTM dapat dilaksanakan jika sudah mendapat izin pemda dan telah memenuhi syarat.

Baca Juga: Eks Menteri Luar Negeri RI Mochtar Kusumaatmadja Tutup Usia, Kemlu: Abadi di Benak dan Hati Kami, Selamanya

"PJJ ini tidak akan hilang, tapi nanti akan ada pembelajaran hybrid. Bukan menggantikan , tapi dikolaborasikan sehingga ada satu pembelajaran baru di Indonesia. Karena roadmap hybrid ini sudaj dilakukan di universitas, salah satunya Unpad," ungkapnya.

"Ketika pendidikan tingkat lebih atas sudah menerapkan, pasti akan rembes ke bawah, karena perguruan tinggi menggunakan, SMA juga. Kalau SMA terapkan itu, SMP juga nantinya akan ikut juga begitu pun dengan SD. Buktinya, kita akan lakukan PTM terbatas. Pembelajaran konvensional tidak akan hilang atau digantikan denvan PJJ, tapi akan dikolaborasikan," terangnya.

Karena pembelajaran Tatap Muka belum 100 %, maka orang tua harus lebih cerdik dalam menyikapi pembelajaran online dimasa mendatang. Salah satunya dalam menyediakan peralatan sekolah untuk PJJ.

Sementara itu, Faber-Castell meluncurkan produk baru untuk menunjang PJJ yakni Paket Belajar Online. Menurut Product Manager PT Faber-Castell Internasional Indonesia, Christian Herwan, Paket Belajar Online Faber-castell di ciptakan berdasarkan hasil survey yang ada dimasyakat khususnya terkait proses pembelajaran jarak jauh. Di mana gawai di perangkat utama Pembelajaran Jarak Jauh, yang dinilai kurang optimal dalam mendukung kegiatan pembelajaran.

"Terkadang orang tua harus direpotkan dengan keharusan menyiapkan materi secara print out (dicetak kembali) setelah mendapatkan materi dari pengajar. Hal ini tidak kan terjadi kembali jika materi evaluasi maupun pembelajaran tersebut dapat langsung di jawab melalui gawai yang dipakai, tentunya dengan bantuan produk paket belajar online," ungkapnya.

Di mana dalam Paket Belajar Online Faber-Castell terdapat pensil, penghapus dan juga ballpoint yang dibutuhkan saat belajar, serta dilengkapi dengan stylus. Fungsi dari stylus ini apat membantu saat pertanyaan jawaban yang sifatnya pilihan maupun essay, selain berfungsi untuk menggeser layar dan juga menulis, sehingga sangat cocok untuk segala jenis ujian.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler