Pakar UI Bongkar Habis Vaksin Nusantara yang Disebut Siap Diborong Turki dan Diakui WHO

27 Agustus 2021, 15:20 WIB
Epidemilog UI, dr. Pandu Riono /Cahya Sari/ANTARA


GALAMEDIA - Epidemiolog Universitas Indoensia (UI) Pandu Riono kembali buka suara ihwal Vaksin Nusantara yang kembali santer dibicarakan.

Pandu membantah Vaksin Nusantara sudah diakui organisasi kesehatan dunia (WHO) ataupun sudah dipesan Turki.

Bahkan kata Pandu, Vaksin Nusantara dikembangkan tanpa melalui kaidah ilmiah yang sesuai.

"Tidak ada pengembangan Vaksin Nusantara yang sesuai kaidah ilmiah dan diakui @who, tidak ada pemesanan," ujar Pandu melalui Twitter-nya Jumat, 27 Agustus 2021.

Pandu menegaskan, pendapat yang sebelumnya diungkapkan oleh Anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Saleh Daulay adalah tidak tepat bahkan berisi kebohongan.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Berbasis Sel Dendritik, Apa Bedanya dengan 5 Vaksin yang Disetujui BPOM? Ini Penjelasannya

"Pendapatnya tidak akurat @salehdaulay Hentikan kehebohan & kebohongan tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut kata dia, lebih baik saat ini semua pihak berfokus pada pengendalian pandemi.

Tak hanya itu, ia juga memberikan apresiasi kepada BPOM yang terus menerapkan prinsip ilmiah dalam hal Vaksin Nusantara.

"Fokus pada upaya pengendalian pandemi. Kita respek pada @BPOM_RI yang sudah jaga iklim ilmiah yang benar." tegasnya.

Sebelumnya, Saleh Daulay yang juga Ketua Fraksi PAN sempat geram dengan Kepala BPOM yang tak kunjung memberikan izin uji klinis fase 3 Vaksin Nusantara.

Baca Juga: Usai Muhammad Kece-Yahya Waloni Diamankan Netizen Minta UAS Ikut Ditangkap Juga, Tokoh NU: Keterlaluan!

Saleh juga heran dengan sikap BPOM yang seolah meremehkan Vaksin Nusantara yang merupakan karya anak bangsa.

Ia menyinggung soal kabar Vaksin Nusantara yang kini diminati Turki dan informasi soal negara yang dipimpin oleh Recep Tayyip Erdogan itu siap mengimpor 5,2 dosis.

"Saya membaca di media Vaksin Nusantara ini sekarang lagi dipesan oleh Turki sebesar lima koma sekian juta," kata Saleh saat rapat kerja dengan BPOM beberapa waktu yang lalu.

"Sementara di Indonesia di republiknya ini, itu ditolak, itu ada di media Ibu Fenny, gak usah goyang kepala. Ibu kalau misalnya gak percaya itu jangan membantah disini," sambung Saleh mengaskan.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler