Soal Kenaikan Harta, Novel Bamukmim Tuding Pemerintahan Terima Korupsi Bansos: Harus Diaudit

13 September 2021, 16:11 WIB
Novel Bamukmin./Pikiran Rakyat /

GALAMEDIA – Wakil Sekretaris Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmim turut menyoroti kenaikan harta pejabat negara selama pandemi Covid-19.

Sebelumnya, sebanyak 70,3 persen pejabat negara mengalami kenaikan harta kekayaan selama pandemi Covid-19 terjadi.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dalam situs https://www.elhkpn.kpk.go.id/ pada 2020-2019 yang dilaporkan secara periodik.

Melalui laporan tersebut, didapati harta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalami kenaikan sekitar Rp 8,8 miliar.

Baca Juga: Gelar Kompetisi Wirausaha Muda Mandiri 2021, Rohan Hafas Harapkan Lahir Wirausahawan Tangguh di Masa Pandemi

Tahun 2019, kekayaan Jokowi diketahui tercatat sebesar Rp 54.718.200.893. Sementara tahun 2020, kekayaan presiden ke tujuh itu menjadi Rp 63.616.935.818.

Sebagian pihak beranggapan, kenaikan tersebut masih terbilang normal. Mengingat, selain menjadi presiden, Jokowi juga memiliki sumber penghasilan lain, yakni sebagai pengusaha.

Namun berbeda dengan pendapat Novel. Dia mengatakan, kenaikan tersebut merupakan potret ketidakpedulian Jokowi terhadap rakyat kecil.

Bahkan, menurutnya, eks Walikota Solo itu hanya melakukan pencitraan saja.

“Akhirnya semua tahu mana pemimpin yang membela rakyat dan negaranya tercermin dari potret kehidupannya, karena sibuk dengan pencitraannya agar disangka orang baik dan merakyat,” ujarnya pada wartawan, Senin, 13 September 2021.

Baca Juga: Ali Syarief Pertanyakan Jokowi Soal Kenaikan Harta Pejabat yang Kontras dengan Nasib Rakyat

Novel juga menyinggung kasus penembakan pada enam Laskar Front Pembela Islam.

“Orang seperti itu bukan orang baik, karena orang baik tidak perlu sibuk membangun pencitraan. Apalagi dengan cara berbohong, bisa tega-teganya mengkriminalisasi ulama bahkan bisa terjadi pembantaian keji terhadap enam Laskar FPI,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Novel bertanya-tanya, mungkinkah Jokowi serta jajaran kabinetnya terlibat korupsi bantuan sosial (bansos).

Dia juga meminta pihak berwajib untuk segera mengaudit harta dan sumber pemasukan mereka.

“(Rakyat kesulitan) kok, bisa ada pejabat negara bertambah kekayaannya. Wajib diaudit apakah aliran korupsi bansos masuk ke kantong pribadinya atau keluarganya,” ujarnya.

Baca Juga: 6 Artis Korea dengan Haters Paling Banyak, Ada yang Diancam Dibunuh hingga Dituding Illuminati  

“Dugaan mafia Covid-19 atas bisnis vaksin atau alat kesehatan dan cek kesehatan melalui swab dan PCR, sehingga bisa tahu kejahatan kemanusian yang biadab dengan ratusan ribu nyawa melayang,” ungkapnya.

Di akhir pernyataannya, Novel kembali berjanji jika suatu hari diberikan kesempatan sebagai wakil presiden, dirinya siap miskin demi rakyat.

“Insyaallah dengan izin Allah. Kalau Allah jadikan saya wapres, maka saya siap miskin dan apa yang saya dapat semua buat rakyat,” pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler