Masyarakat Korea Utara Diambang 'Kematian', Kim Jong-un Serukan Warganya Untuk Kembang Biakkan Angsa Hitam

29 Oktober 2021, 15:30 WIB
Angsa hitam. /Pixabay.com/Here and now, unfortunately, ends my journey on Pixabay


GALAMEDIA - Masyarakat Korea Utara diambang 'kematian' seiring negara tersebut tengah dilanda krisis pangan.

Pemerintah setempat pun menyuruh warga untuk mengurangi makan hingga menjadikan angsa hitam sebagai bahan makanan pengganti pangan.

Terlebih negara tersebut kini mendekati musim dingin di masa produksi pangan cenderung menurun drastis.

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un dikabarkan meminta pemerintah dan masyarakat Korut membiakkan angsa hitam hias untuk bahan pangan sebagai inovasi agar bisa bertahan di tengah krisis ekonomi dan pangan.

Seiring itu media pemerintah Korea Utara tengah mempromosikan konsumsi daging angsa hitam kepada warganya.

"Daging angsa hitam enak dan memiliki manfaat dalam pengobatan," bunyi laporan surat kabar partai Buruh Korut, Rodong Sinmun, Senin, 25 Oktober 2021.

Baca Juga: Bangga Diangkat Jadi Wakil Presiden, Muhaimin Iskandar: Saya Berterima Kasih Atas Kepercayaan Eksekutif CDI

Pemerintah Korut dikabarkan pernah melakukan riset untuk menggunakan burung hias sebagai bahan pangan pada 2019.

Otoritas negara itu juga mengimbau sekolah, perusahaan, dan industri untuk menanam makanan dan membudidayakan ikan untuk mencukupi kebutuhan pangan diri sendiri.

"Solusi ini ditawarkan untuk memecahkan masalah kegagalan panen skala besar dalam memberikan stok pangan bagi seluruh negara dan penerapan pembatasan akibat Covid-19 yang membatasi impor makanan dan barang lainnya sejak awal 2020," kata Colin Zwirko dalam NK News seperti dikutip dari Reuters.

Tak hanya menyuruh makan angsa, pemerintah Korut juga menyuruh warganya untuk mengurangi makan.

Seorang warga bercerita kepada Radio Free Asia bahwa dua pekan lalu, pemerintah Korut berkunjung ke rumah-rumah warga untuk memberi tahu bahwa krisis pangan kemungkinan masih akan melanda hingga 2025.

"Situasi pangan sekarang saja sudah gawat dan warga menderita. Ketika pemerintah meminta warga untuk berhemat dan mengonsumsi makanan lebih sedikit hingga 2025, mereka tak bisa berbuat apa pun. Hanya dapat sedih," ujar warga yang enggan diungkap identitasnya itu.

Beberapa pakar internasional menyampaikan bahwa krisis pangan ini terjadi akibat masa panen di negara itu yang telah usai.

Baca Juga: Banting Handphone di Hadapan Akbar Faizal, Gatot Nurmantyo: Sudah Amat Sangat Keterlaluan Bang!

Mereka juga menilai negara itu tengah meningkatkan perdagangan mereka dan menerima bantuan kemanusiaan lewat China untuk mengatasi krisis ini.

Tak hanya itu, agensi intelijen Korea Selatan menyampaikan bahwa pemimpin Korut, Kim Jong-un, kini tengah menyuruh pemberlakuan pengamanan stok beras.

Informasi tersebut disampaikan dalam sidang parlemen tertutup, Kamis, 28 Oktober 2021.

Walaupun demikian, pihak intelijen Korsel menilai krisis yang terjadi ini masih lebih baik dibandingkan tahun lalu, mengingat cuaca cerah di Korut dalam beberapa bulan ini.

Diebutkan, Korut tengah mengambil langkah untuk membuka perbatasan negaranya bagi Rusia dan China dalam beberapa bulan ke depan.

Korut sendiri mengalami krisis keamanan pangan sejak lama. Beberapa peneliti membeberkan alasan krisis ini antara lain akibat salah urus ekonomi.

Baca Juga: Wajah Erick Thohir Mejeng di Mesin ATM Bank BUMN, Christ Wamea: Ya Ampun Gila!

Kondisi ini diperparah dengan sanksi internasional untuk Korut akibat senjata nuklir, bencana alam, dan pembatasan akibat pandemi Covid-19.

Kim Jong-un sebelumnya mengakui bahwa situasi pangan di negaranya memang tak baik-baik saja.

Ia juga meminta maaf atas pengorbanan yang harus dilakukan warganya kala menangani pandemi virus corona.

Walaupun demikian, Kim menyebut bahwa kondisi ekonomi di Korut telah meningkat. Ia membantah klaim PBB yang menyatakan ribuan orang di negara itu rentan mengalami kelaparan.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler