Pembukaan Wanadri Menanam, WJCTF Tanam 4.000 Pohon

24 November 2021, 18:15 WIB
Kegiatan penanaman pohon Wanadri (Wanadri) /Wanadri/

GALAMEDIA -- Yayasan Wanadri melalui unit kerjanya, West Java Conservation Trust Fund (WJCTF) akan menanam 4.000-an mangrove dan pohon endemik pada acara pembukaan “Wanadri Menanam” di Poponcol Desa Mayangan Kab. Subang dan Taman Buru Masigit Kareumbi Kabupaten Bandung.

”Acara penanaman akan dilakukan secara serentak di dua tempat tersebut, dengan pusat acara di Mayangan Subang pada Sabtu dan Ahad, 27 – 28 November,” ujar Direktur Utama WJTF, Irwanto Iskandar di Bandung, Rabu, 24 November 2021.

“Kami terpicu oleh data resmi KLHK yang menyebutkan bahwa lahan kritis di Jawa Barat telah mencapai 911.193 ha, yang mencakup nyaris 25% luas daratannya. Maka tak heran apabila di Jawa Barat sering terjadi bencana hidrometeorologi. Banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga kekeringan di musim kemarau, seakan tak ada hentinya menerpa Jawa Barat. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebagian besar atau 95% bencana yang ada di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi,” tutur Irwanto menjelaskan.

Baca Juga: Mampu Hadirkan Layanan Terbaik, BRI Sabet 4 Penghargaan Pada Bank Indonesia Award 2021

Acara “Wanadri Menanam” diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional yang jatuh pada 28 November.

Bibit mangrove dan pohon yang akan ditanam merupakan sumbangan dari masyarakat melalui program Wali Mangrove dan Wali Pohon.

”Penanaman sebenarnya terus dilaksanakan hinga Februari 2022. Oleh karena itu, kami masih membuka donasi selama Bulan Penanaman pada Desember 2021,” kata Irwanto.

Sementara itu Direktur Keuangan WJCTF, Sandyakala Ning Tyas menjelaskan bahwa donasi program wali (Wali Pohon, Wali Mangrove, Wali Fauna, dan Wali Hutan) berlangsung sepanjang waktu.

”Hanya, waktu penanaman memang ditentukan pada saat-saat tertentu, khususnya pada musim hujan,” katanya menjelaskan.

Program donasi dilangsungkan secara terus-menerus mengingat anggaran pemerintah untuk penanganan lahan kritis tidak sebanding dengan lahan kritis yang begitu luas.

Baca Juga: KSPI Said Iqbal Bakal Laporkan Pemerintah Indonesia ke PBB Soal Upah Minimum: Ada Upaya Pengancaman

“Rendahnya dana dari negara untuk pemulihan lahan kritis dan menjaga kawasan-kawasan konservasi tidak perlu kita tangisi. Justru di sinilah peran serta dan kesetiakawanan lingkungan dari masyarakat dapat kita pupuk dan kembangkan. Kita bersama-sama mengisi ruang yang belum sepenuhnya dapat dilakukan oleh negara, karena merawat alam adalah tanggung jawab bersama. Itulah sebabnya, kami mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan konservasi alam,” ujar Kang Echo, nama akrab Sandyakala.

Wali Pohon KAFP

Sementara itu, pada Minggu (21-11-2021), Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (KAFP) Unpad melakukan simbolik penanaman 2.000 pohon lebih melalui program adopsi Wali Pohon di Taman Buru Masigit Kareumbi. Kegiatan KAFP ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada 21 November.

”Sekecil apa pun kontribusi kita, mari berupaya menumbuhkan pabrik oksigen sebanyak mungkin. Paling tidak di Taman Buru Masigit Kareumbi, Sub-DAS Citarum, hulu sungai Citarik,” kata Arya Yudas, Faperta Unpad angkatan 1981 yang menjabat sebagai ketua KAFP.

Pada kesempatan yang sama, Arya yang didampingi Ketua Harian KAFP sekaligus Ketua Panitia Kegiatan Kemah Konservasi KAFP, Aries, menerima sertifikat adopsi “Wali Pohon” dari Dedi Setiadi Sukarya, yang mewakili Yayasan Wanadri.

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler