Analis Ekonomi: di Bawah Sri Mulyani, Indonesia Terjebak di ‘Lingkaran Setan’, Harus Segera Diberhentikan

1 Desember 2021, 09:30 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati /Zona Banten

GALAMEDIA – Dinilai tidak cakap dalam mengatur kebijakan pemerintahan yang berkelanjutan, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati diminta untuk berhenti dari jabatannya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad yang mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberhentikan Sri Mulyani.

Baca Juga: Akhirnya! Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Ungkap Arti Nama Rayyanza Malik Ahmad

Menurut Fadel, permintaan agar Jokowi memberhentikan Sri Mulyani merupakan hasil rapat bersama seluruh pimpinan MPR yang berjumlah 10 orang.

Analis ekonomi dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR), Gede Sandra menilai permintaan pimpinan MPR untuk memberhentikan Sri Mulyani cukup beralasan.

Pasalnya, selain anggaran MPR yang diturunkan saat jumlah pimpinan bertambah dan sulitnya mengundang Sri Mulyani untuk melakukan pembahasan, ada alasan lain yang memperkuat mengapa dirinya harus dicopot.

Baca Juga: Tampilkan Gong Yoo, Netflix Rilis Poster Teranyar The Silent Sea Jelang Natal dan Tahun Baru

Sandra mengurai, kinerja penerimaan pajak di era Sri Mulyani terus merosot.

Tax ratio (rasio penerimaan pajak) dibandingkan dengan output ekonomi (PDB) di bawah naungan Sri Mulyani bahkan anjlok sampai di bawah 10 persen.

Padahal, kata Sandra, standar negara maju di Asia dan Eropa bisa sekitar 20-30 persen.

“Padahal standar negara maju di Asia saja tax ratio nya sekitar 20-an persen. Lebih jauh tertinggal lagi bila dibandingkan dengan negara Eropa yang rata-rata tax ratio 30-an persen,” katanya pada wartawan, Rabu, 1 Desember 2021.

Baca Juga: Rincian Harga Emas di Pegadaian di Hari Pertama Bulan Ini 1 Desember 2021: Antam Stabil, UBS Naik

Lebih lanjut, Sandra mengatakan bahwa utang Indonesia terus meroket dengan bunga yang tinggi.

Sedangkan alasan pemerintah untuk terus menarik utang baru didasarkan pada penerimaan pajak yang rendah.

Padahal, sudah jelas, katanya, penerimaan pajak rendah terjadi karena kurang cakapnya kinerja Menkeu.

Sehingga Sandra menarik kesimpulan, bila Sri Mulyani terus menjabat, dipastikan pemerintah akan terus menarik utang dengan bunga yang tinggi.

Baca Juga: Konferensi Dakwah dan Media Islam, Momentum Menguatkan Islam Melalui Dakwah Digital

“Saking tingginya bunga utang Indonesia (hingga 7 persen), besarnya sampai 2 hingga 3 persen di atas negara-negara peers di ASEAN seperti Filipina dan Vietnam,” tuturnya.

Dia juga menilai, selama di bawah Sri Mulyani, Indonesia akan berada di ‘lingkaran setan’

“Jadi selama berada di bawah SMI Indonesia akan terus berada di ‘lingkaran setan’ ini: penerimaan pajak rendah dan utang membengkak dengan bunga tinggi,” pungkasnya. ***

Editor: Muhammad Ibrahim

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler