Fakta atau Hoaks, Suku Aborigin di Australia 'Angkat Senjata' Sebagai Bentuk Penolakan Vaksinasi Covid

8 Januari 2022, 11:25 WIB
Fakta atau Hoaks, Suku Aborigin tolak vaksinasi Covid-19. /kominfo/

GALAMEDIA - Belum lama ini hangat perbincangan netizen di media sosial tentang isu penduduk asli Australia, Suku Aborigin 'angkat senjata' sebagai bentuk penolakan terhadap program vaksinasi vaksin Covid-19.

Isu ini diramaikan dengan adanya sebuah video yang menunjukan sejumlah orang yang diklaim dari Suku Aborigin mengarahkan busur dan panah ke arah petugas pemerintahan Australia yang ingin sosialisasi vaksinasi.

Dalam sebuah unggahan di media sosial, terdapat keterangan yang menyatakan bahwa aksi tersebut dilakukan Suku Aborigin sebagai bentuk penolakan atas program vaksinasi Covid-19 yang digulirkan Pemerintah Australia.

Klaim unggahan itu juga menyatakan Pemerintah Australia memaksa agar semua penduduk disuntik vaksin Covid-19. Hal ini dinilai meresahkan Suku Aborigin.

Baca Juga: Beli Motor Cash, Seorang Pengendara Motor Malah Dihadang Debt Collector dan Dituduh Nunggak Cicilan

Namun berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan Tim Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, video yang digunakan oleh penyebar kabar ini adalah video konflik antara Pemerintah Brasil dengan suku Guarani.

Konflik yang terjadi antara Pemerintah Brasil dan Suku Guarani sendiri terjadi pada tahun 2019 lalu.

Video yang sama pertama kali diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “LemusteleSUR” pada 29 Maret 2019 silam.

Kesimpulannya, video yang diklaim sebagai aksi protes Suku Aborigin terhadap program vaksinasi nasional Australia yang kini masih beredar di media sosial, merupakan hoaks atau kabar bohong.

Baca Juga: Akademisi: Presidential Threshold Tak Lazim, Apalagi di Indonesia Sehingga Perlu Dihapus

Masyarakat, khususnya warganet, diimbau untuk waspada terhadap isu-isu penolakan vaksin Covid-19 seperti ini.

Apalagi info-info yang digunakan sebagai propaganda anti vaksin saat ini sudah menyerempet isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan).***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler