Data Pfizer 'Sebut' Vaksin Sebabkan Banyak Penyakit daripada Manfaat, Berikut Penjelasan Kominfo

22 Januari 2022, 11:47 WIB
Ilustrasi Vaksin Pfizer. /unsplash.com/Mat Napo

GALAMEDIA - Saat ini sedang heboh terkait sebuah isu mengenai data penelitian Pfizer selama enam bulan menunjukan bahwa vaksin tersebut menyebabkan lebih banyak penyakit daripada manfaatnya.

Isu mengenai data penelitian Pfizer tersebut bersumber dari sebuah gambar tangkapan layar dari headline artikel.

Penelurusuran fakta mengenai data penelitian Pfizer tersebut telah dilakukan oleh Kominfo.

Bagaimana hasilnya? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Mayjen TNI Maruli Simanjuntak Jadi Pangkostrad, Ini Jenderal Bintang Tiga Lainnya yang Mengisi Jabatan di TNI

Kabar mengenai data penelitian Pfizer selama enam bulan menunjukan bahwa vaksin tersebut menyebabkan lebih banyak penyakit daripada manfaatnya, merupakan informasi yang salah.

Dilansir Galamedia dari laman politifact.com, data aktual dari Pfizer tidak mendukung klaim vaksin tersebut dapat menyebabkan banyak penyakit.

Dr. Matthew Laurens dari pusat pengembangan vaksin dan kesehatan global di fakultas kedokteran Universitas Maryland menyatakan bahwa artikel tersebut salah dalam menafsirkan data mengenai Pfizer.

Data penelitian sebenarnya sendiri telah dilaporkan dalam studi New England Journal of Medicine.

Baca Juga: Selain Setia, Inilah Faktor yang Bisa Membuat Hubungan Kokoh dan Awet

Penelitian tersebut melibatkan 46.000 orang dari Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Afrika Selatan, Jerman dan Turki.

Dalam penelitian tersebut terbagi menjadi dua kelompok vaksin.

Setengah kelompok menerima vaksin Pfizer dan setengah kelompok lagi mendapatkan vaksin Plasebo.

Para peserta penerima kedua vaksin tersebut diperiksa setelah enam bulan.

Baca Juga: Panglima TNI Umumkan Menantu Luhut Binsar Panjaitan, Mayjen Maruli Simanjuntak Jadi Pangkostrad

Hasil dari penelitian tersebut, terbukti bahwa vaksin aman dan memiliki profil efek samping yang dapat diterima oleh tubuh.

Namun tetap saja kemanjuran vaksin terhadap Covid-19 baru mencapai 91,3% melalui enam bulan masa tindak lanjut.

Sehinnga hanya 77 kasus terdeteksi pada penerima vaksin Pfizer setelah dosis kedua, dibandingkan 850 kasus pada penerima vaksin Plasebo.

Dalam penelitian tersebut tidak adanya data laporan mengenai kematian atas penerimaan vaksin tersebut.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler