Invasi Rusia ke Ukraina, Putin Berikan Ancaman, Biden Membalas dengan Sanksi Ekonomi

25 Februari 2022, 08:07 WIB
Tank Rusia terlihat memasuki wilayah Ukrania setelah Vladimir Putin memerintahkan operasi militer. /ANTARA/Reuters/Carlos Barria/as/

GALAMEDIA - Invasi Rusia terhadap Ukraina yang terjadi pada 24 Februari 2022 berpotensi menimbulkan masalah pada perekonomian dunia.

Invasi Rusia tersebut telah memicu reaksi dari berbagai negara yang mengecam tindakan yang mengorbankan nyawa warga sipil tersebut.

Pasca penyerangan Rusia ke 83 lokasi militer di tiga wilayah, pemerintah Ukraina memberlakukan darurat militer dan memutuskan hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut.

Dilansir dari The Associated Press pada 25 Februari 2022, Menteri Kesehatan Ukraina menyatakan 57 orang terbunuh dalam invasi Rusia tersebut dan 169 lainnya terluka.

Baca Juga: Usai Rusia Invasi Ukraina, China Akan Serang Taiwan! Bossman Ungkit Kecerdikan Soekarno Bebaskan Irian Barat

Saat penyerangan tersebut dimulai, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan bahwa serangan ke Ukraina diperlukan untuk melindungi warga sipil di bagian Timur Ukraina dari ancaman separatis.

Putin juga menambahkan bahwa negara lain yang ikut campur dalam konflik Rusia-Ukraina dapat berdampak pada konsekuensi yang belum pernah terjadi dalam sejarah.

Pemimpin-pemimpin negara yang tergabung dalam G7 mengajak dunia internasional untuk mengecam tindakan Rusia tersebut.

PBB juga juga mendorong negara-negara tetangga Ukraina untuk menyediakan tempat bagi para pengungsi yang ingin menghindari perang.

Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina, Schalke 04 Copot Nama Sponsor Perusahaan Gas Gazprom dari Jerseynya

Sebagai sanksi atas serangan Rusia, Amerika Serikat akan memblokir asset dari empat bank terbesar Rusia, memberlakukan kontrol ekspor, dan menerapkan oligarki sanksi.

Namun penerapan sanksi ekonomi sepertinya akan berdampak pada perekonomian dunia.

Harga minyak dunia melonjak hingga 9% menjadi $105 atau senilai Rp1,5 juta per barel. Sedangkan harga gas alam di Eropa meningkat tajam hingga 50%.

Hal ini memberikan dampak negatif pada perekonomian global mengingat Rusia memasok 10% dari kebutuhan minyak dunia.

Baca Juga: Napoli vs Barcelona, Menang Besar, Braugrana Melaju ke Babak 16 Besar Liga Europa

Bukan itu saja, Rusia juga menjadi salah satu pemasok utama untuk gandum dan berbagai bahan baku industri lainnya.

Kondisi ekonomi global dapat semakin memburuk seiring dengan bertambahnya sanksi negara-negara lain pada Rusia.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler