Saat Terjadi Gempa Bumi, Siapa yang Lebih Handal Melakukan Evakuasi, Anjing Pelacak atau Robot?

19 Februari 2023, 15:34 WIB
Anjing Pelacak yang dikerahkan oleh Tim Penyelamat Jerman dalam membantu evakuasi korban gempa Turki/Reuters/Piroschka van de Wouw/DW /

GALAMEDIANEWS - Bencana alam dan kecelakaan besar selalu memberikan harapan untuk menemukan korban yang selamat.

Pada gempa bumi besar di Turki dan Suriah, banyak korban yang ditemukan dalam keadaan hidup dan dievakuasi bahkan setelah gempa terjadi.

Anjing pelacak dan penyelamat selalu digunakan dalam bencana. Saat ini, robot berteknologi tinggi juga digunakan. Mana yang lebih dapat diandalkan?

Hingga saat ini, metode yang biasa digunakan adalah mengerahkan anjing pelacak untuk menemukan korban yang selamat di bawah reruntuhan bangunan. Namun, sekarang, robot canggih diperkenalkan untuk membantu evakuasi setelah bencana.

Baca Juga: LINK LIVE STREAMING PERSIB vs RANS Nusantara FC, Skor Sementara 1-0 untuk Maung Bandung

Proyek CURSOR (Penggunaan Terkoordinasi Peralatan Robotik Miniatur dan Sensor Canggih untuk Operasi Pencarian dan Penyelamatan) dari Uni Eropa memperkenalkan robot cerdas dan drone untuk mengevakuasi dan menyelamatkan korban bencana alam seperti gempa bumi.

Cara kerja robot penyelamat

Robot cerdas kecil dilengkapi dengan roda, pemindai inframerah, dan kamera pemindai termal. Robot ini menggunakan tabung kecil untuk menyedot udara dari puing-puing bangunan untuk memeriksa emisi karbon dan keberadaan protein manusia.

Hal ini memungkinkan robot ini untuk mengidentifikasi orang-orang yang masih hidup dan terkubur di bawah reruntuhan.
Mikrofon dan speaker juga dapat digunakan untuk menghubungi para korban. Drone akan memungkinkan tim penyelamat untuk mengambil gambar tiga dimensi dari zona bencana dari atas.

Di negara-negara yang dilanda gempa bumi, seperti Turki, terbukti sulit untuk mengevakuasi korban dari bawah reruntuhan bangunan setelah gempa.

Baca Juga: Bukan Telegram dan Ilegal, Link Nonton PERSIB vs RANS Nusantara FC Maung Bandung Unggul 1 Gol

Pakar TI Carsten Berns, kepala Departemen Robotika dan Sistem di Universitas Teknik Kaiserslautern-Landau di Jerman, mengatakan, "Itulah mengapa kita membutuhkan sistem robot otonom yang lebih andal," katanya.

Robot belum bisa dioperasikan di wilayah bencana

Masalahnya, robot-robot yang dikembangkan di bawah proyek CURSOR dan di Universitas Teknik Kaiserslautern-Landau hanya berupa prototipe penelitian.

Secara khusus, robot belum membantu dalam evakuasi atau tindak lanjut korban gempa bumi di Turki dan Suriah.

Masalah lainnya adalah biayanya yang masih tinggi. Sejauh ini, belum ada yang bersedia membiayai produksi massal robot-robot ini. Juga belum jelas siapa dan bagaimana cara membiayai transportasi mereka ke daerah-daerah yang terkena bencana.

Anjing pelacak masih yang paling bisa diandalkan untuk evakuasi

Saat ini, anjing pelacak adalah hewan yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk mengevakuasi korban saat terjadi gempa bumi.

Di daerah-daerah yang terkena dampak gempa bumi di Turki dan Suriah, anjing pelacak telah terbukti sangat efektif dalam menemukan dan menemukan korban yang terkubur dalam reruntuhan. Jika terjadi gempa bumi, tim penyelamat dapat menerbangkan anjing pelacak dengan cepat dan murah.

Anjing pelacak dapat mendeteksi keringat, hormon, darah, kotoran, dan bahkan napas manusia yang terkubur di bawah reruntuhan.

Baca Juga: LINK NONTON Persib vs RANS Nusantara FC, Susunan Pemain, Live Streaming Bukan di Situs Ilegal

Jika mereka menemukan atau mencium tanda-tanda korban di bawah reruntuhan, mereka akan menggonggong dan menggaruk-garuk di lokasi tersebut.

Fitur penting lainnya dari anjing pelacak adalah mereka tidak membutuhkan listrik atau internet. Selama mereka memiliki makanan dan air, mereka siap untuk pergi.

Tetapi robot bencana membutuhkan baterai dan koneksi internet. Ini adalah sesuatu yang tidak mudah ditemukan di zona bencana.

Keputusan akhir ada di tangan masyarakat

Namun, baik itu bencana alam seperti gempa bumi, banjir, atau letusan gunung berapi, sangat sulit untuk memprediksi situasi di daerah yang terkena dampak. Ancaman selalu ada dan situasi dapat berubah dengan cepat dalam hitungan menit.

Baca Juga: Saingi Google, Microsoft Tanamkan AI pada Mesin Pencari Bing Miliknya

Tim penyelamat mungkin harus mengambil keputusan untuk tidak menolong orang yang terjebak di bawah reruntuhan karena situasinya sangat berbahaya dan mengancam nyawa mereka.

Dalam situasi seperti ini, pemimpin tim evakuasi harus mengambil keputusan yang sulit. Pengerahan robot atau anjing pelacak tidak dapat menentukan operasi penyelamatan. Keputusan akhir ada di tangan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih dalam menangani masalah seperti ini.

Namun, para penyelamat dan tim penyelamat setuju bahwa penggunaan anjing pelacak sejauh ini lebih efektif, dapat diandalkan, dan lebih murah daripada robot berteknologi tinggi, yang masih berupa prototipe yang mahal dan membutuhkan banyak dukungan teknis.***

Editor: Usman Alwasim

Sumber: DW News

Tags

Terkini

Terpopuler