Peran Turki dalam Keanggotaan NATO, Turki Sekutu Penting Bagi NATO

11 Maret 2023, 11:40 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan keterangan kepada wartawan dalam Konferensi pers KTT G20 /ANTARA /Aditya Pradana Putra/nym/pri/

GALAMEDIANEWS - Turki Sejak bergabung dengan NATO pada tahun 1952, telah menjadi salah satu negara anggota dengan kontribusi terbesar bagi aliansi ini.

Ketika para sekutu NATO berkumpul untuk menghadiri pertemuan puncak di Brussel, peran dan kontribusi Turki terhadap aliansi ini sekali lagi menjadi sorotan di tengah-tengah ancaman keamanan yang sedang berlangsung di wilayah Turki dan Suriah.

Turki sejak menjadi anggota NATO pada tahun 1952 (hanya tiga tahun setelah didirikan), Ankara telah menjadi salah satu mitra yang paling banyak memberikan kontribusi, menjadikan kemampuannya sebagai bagian integral dari struktur komando dan kekuatan aliansi, dengan jumlah pasukan terbesar kedua.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang didirikan pada tanggal 4 April 1949, saat ini memiliki 30 anggota termasuk Turki dan berkantor pusat di Brussels.

Baca Juga: Kampung Coklat, Rekomendasi Wisata Edukasi di Blitar yang Instagramable, Patut Dikunjungi Bersama Keluarga

Bagi beberapa diplomat Barat, Turki memang merupakan mitra yang "penuh teka-teki" dan tidak dapat diandalkan, dengan Erdogan yang sering dianggap sebagai penghalang. 

Pada tahun 2009, Presiden Turki Erdogan mencoba mencegah Denmark untuk menjadi pemimpin baru NATO, dengan alasan bahwa negara tersebut terlalu toleran terhadap karikatur Nabi Muhammad S.A.W dan terlalu mendukung pemberontak Kurdi.

Beberapa tahun kemudian, Erdogan menunda rencana pertahanan NATO untuk Polandia dan negara-negara Baltik selama berbulan-bulan dan meminta NATO untuk menyatakan organisasi-organisasi militan Kurdi Suriah sebagai teroris.

Kini, keberatan Erdogan atas keanggotaan Swedia dan Finlandia kembali menimbulkan pertanyaan apakah aliansi ini akan lebih baik tanpa Turki. Para kritikus mengatakan bahwa rezim Erdogan merongrong standar-standar NATO dalam hal pemerintahan yang demokratis, sementara Erdogan memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Turki Sekutu Penting Bagi NATO

Melalui sistem militer dan pertahanannya yang canggih, Turki masih menjadi sekutu NATO yang penting, seperti yang dinyatakan oleh para pemimpin NATO.

"Saya pikir penting juga untuk diingat bahwa Turki adalah sekutu NATO yang penting. Anda dapat melihat peta dan menyadari pentingnya tanah ini, tanah Turki. Turki adalah satu-satunya sekutu NATO yang berbatasan dengan Irak dan Suriah," kata Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg.

Sementara itu, Anna Wieslander mengatakan NATO tidak memiliki paragraf untuk mengecualikan anggotanya sendiri, dan itu disengaja. Klausul seperti katanya sebenarnya sudah ada ketika perjanjian NATO disusun, tetapi ditarik karena beberapa sekutu Eropa tidak menginginkannya.

Baca Juga: Blokade Turki Terhadap Swedia dan Finlandia Membuat NATO Frustasi, Bisa Merusak Persatuan NATO

Baca Juga: Lagi, Pejabat Administrator Bergaya Hidup Mewah di Kementerian ATR/BPN Dipanggil Pimpinannya

Menurutnya, mengeluarkan Turki dari NATO bukanlah langkah yang baik, terutama pada saat perang berkecamuk di Eropa.

"Dengan kekuatan militer terbesar kedua di NATO dan posisi geografisnya yang penting di persimpangan Eropa dan Asia, ini jelas merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan". ungkap Anna Wieslander. 

"Namun, penting juga bagi AS dan sekutu-sekutu utama lainnya untuk melakukan segala yang mereka bisa untuk menyingkirkan presiden Turki," ujarnya.

Mantan diplomat Turki, Alper Coskun, juga mengatakan bahwa "jika pengambilan keputusan yang rasional terjadi di Ankara dan jika Swedia dapat bergerak sedikit," Turki pada akhirnya akan menghentikan perlawanannya. 

Namun ia tidak mengharapkan adanya keputusan apapun dari Ankara sebelum pemilihan parlemen Turki yang dijadwalkan pada pertengahan Mei.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Deutsche Welle

Tags

Terkini

Terpopuler