HILAL TERLIHAT, Awal Ramadhan 2023 Berpotensi Seragam

22 Maret 2023, 17:55 WIB
Ilustrasi. Awal Ramadhan 2023 berpotensi seragam seiring terlihatnya hilal di sejumlah daerah. /Darma Legi/Galamedia

 

GALAMEDIANEWS - Awal Ramadhan 2023 berpotensi seragam, 1 Ramadan 1444 Hijriyah jatuh pada 23 Maret 2023. Namun hal itu harus dipastikan melalui Sidang Isbath Rabu malam, 22 Maret 2023.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Sulawesi Selatan Khaeroni seperti dilansir NU Online, Rabu 22 Maret 2023.

Hal itu seiring terlihatnya hilal awal Ramadhan 1444 H di Hotel Pantai Wisata Galesong Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan pada Rabu 22 Maret 2023.

“Dari hasil Rukyatul Hilal hari ini dan menyimak hasil di sejumlah lokasi di indonesia, sepertinya tahun ini berpotensi akan sama awal Ramadhannya,” ujar Khaeroni.

Baca Juga: BACAAN SURAT YASIN Lengkap 83 ayat dengan Tulisan Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Kanwil Kemenag Sulsel melaksanakan Rukyatul Hilal bersama Badan Hisab Rukyat (BHR) Sulsel, Pengadilan Agama, MUI, Ormas Islam, Perguruan Tinggi dan BMKG Sulsel. Sementara perukyah yang melihat sudah disumpah oleh pengadilan agama setempat.

Disebutkan, saat jelang Maghrib, 22 Maret 2023 di sejumlah titik pemantauan di Indonesia termasuk di Sulsel, posisi bulan (hilal) sudah berada pada angka 7 derajat 33 Menit 28 detik.

Menurutnya, angka tersebut sudah memenuhi kriteria baru yang pernah ditetapkan secara bersama oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dengan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat dan sudah memenuhi kriteria Wujudul Hilal [WH].

Baca Juga: Diduga Hendak Dijual di Masa Ramadhan dan Jelang Lebaran, Polisi Sita 200 Bal Pakaian Bekas Impor di Gedebage

“Jadi, potensi awal Ramadhan Tahun ini bisa seragam, bahwa 1 Ramadan 1444 Hijriyah / 2023 Masehi jatuh pada 23 Maret 2023. Meskipun demikian, kita tetap menantikan hasil Sidang Isbath yang digelar di Pemerintah dalam hal ini Kemenag RI yang digelar Malam ini, semoga hasilnya sesuai harapan kita bersama,” ucap Khaeroni.

Ia pun menyinggung soal penyebab utama perbedaan penentuan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha yang terus berulang. Menurutnya, hal itu karena belum ada kesepakatan terkait kriteria awal Hijriyah.

Dijelaskan, prasyarat utama untuk terwujudnya unifikasi kalender Hijriyah harus ada otoritas tunggal. Otoritas tunggal akan menentukan kriteria dan batas tanggal yang dapat diikuti bersama.

Kondisi saat ini, lanjut dia, otoritas tunggal mungkin bisa diwujudkan dulu di tingkat nasional atau regional. Penentuan ini mengacu pada batas wilayah sebagai satu wilayah hukum sesuai batas kedaulatan negara. Kriteria diupayakan untuk disepakati bersama dan jika terdapat perbedaan jangan menjadi sebuah gesekan.

Baca Juga: 13 Ide Jualan di Bulan Ramadhan 2023 yang Pasti Laku, Menguntungkan dan Laris Manis untuk Dapat Cuan Tambahan

Untuk ke depan, ia berharap pemerintah dan sejumlah pihak terkait dapat mengupayakan ada satu sistem tunggal. “Sehingga keterbukaan semua pihak bisa membuat satu kalender yang mapan ada otoritas tunggal, kriteria tunggal, dan batas tanggal yang disepakati bersama agar dapat dijadikan rujukan semua pihak dan mempersatukan umat,” ujarnya.

Khaeroni menyatakan bahwa berkumpulnya hampir semua elemen di tempat ini membuktikan bahwa telah menunjukkan satu pilar penting dari moderasi beragama adalah toleransi, yakni kesiapan untuk hidup bersama dengan yang berbeda.

Kesadaran akan toleransi bulan sesuatu yang jatuh dari langit, tapi butuh diupayakan, toleransi bukan tumbuh sendiri tapi buah dari kerja keras untuk membangun hidup bersama di tengah berbagai perbedaan. "Mari satukan barisan, semangat demi kepentingan agama dan negara, semangat itu tdk boleh kendur,” tandasnya.

Kemenag RI pastikan kemunculan hilal telah memenuhi kriteria. "Berdasarkan informasi metode hisab posisi sudah diatas 3 derajat. Artinya sudah memenuhi kriteria, hanya saja penetapannya menunggu satu metode lagi," kata Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, seperti dilansir rri.co.id, Rabu 22 Maret 2023.

Kamaruddin mengatakan, pengamatan hilal melalui metode Rukyatul hilal akan dilaksanakan di 124 titik di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil sempurna letak hilal dengan penglihatan secara langsung.

Pemerintah akan menetapkan 1 Ramadhan, lanjut dia, berdasarkan metode hisab dan rukyat. Sehingga metode perhitungan secara astronomi yang dilakukan oleh para tim ahli, hanya sebatas menjadi informasi awal saja.

"Perhitungan didapat secara profesional, akademik, astronomi. Kemudian terakhir dikonfrimasi langsung secara empiris melalui penglihatan secara langsung," kata Kamaruddin, menjelaskan.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersama Ketua Komisi VII dan lainnya akan melaksanakan konferensi pers. Untuk menyampaikan hasil penetapan sidang isbat, sekaligus mengumumkan penetapan 1 Ramadan.

"Dalam sidang isbat dilaksanakan secara tertutup. Setelah itu konferensi pers dilakukan untuk mengumumkan 1 Ramadan dan awal puasa," ujarnya.***

 

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: NU

Tags

Terkini

Terpopuler