GALAMEDIANEWS- Bulan suci ramadhan baru saja tiba. Pada bulan ini, umat muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh lamanya. Ibadah puasa ini merupakan rukun islam yang ketiga. Dalam berpuasa tentu terdapat sebuah rukun yang harus dijalani dan dilaksanakan bagi yang akan menjalankan berpuasa.
Karena rukun adalah suatu pekerjaan yang harus dimulai sebelum pekerjaan lain dilakukan. Hingga rukun merupakan hal yang paling penting.
Di dalam berpuasa terdapat dua rukun yang apabila kedua rukun ini terlewat apalagi ditinggalkan, maka puasanya tidak sah. Kedua rukun itu adalah:
- Niat Berpuasa
Dalam melakukan hal apapun, niat adalah yang paling utama. Karena sebuah Maqolah menjelaskan :
“Innamal ‘a’malu binniat”
Artinya :
“Sesagala sesuatu itu harus dibarengi dengan niat”
Dikaitkan dengan puasa pada bulan ramadhan, niat berpuasa adalah hal yang paling utama dilakukan oleh orang yang akan melaksanakan berpuasa.
Alangkah lebih baiknya niat berpuasa diucapkan ketika malam sebelum sahur atau agar tidak lupa dibacakan setelah shalat tarawih berjamaah.
Berikut adalah niat untuk berpuasa:
“Nawaitu Shauma Ghodin an adaai fardhu syahri ramadhani hadzihissanati lillahi ta’ala”.
Artinya:
“Saya niat mengerjakan ibadah puasa untuk menunaikan kewajiban bulan ramadhan pada tahun ini karena Allah SWT”.
Rasulullah dalam sebuah hadits menyampaikan bahwa sangat dianjurkan pada orang yang akan berpuasa untuk membaca niat berpuasa ramadhan pada malam hari atau sebelum terbitnya fajar.
“Barang siapa yang tidak membulatkan niat mengerjakan puasa sebelum waktu fajar, maka ia tidak berpuasa” (hadits shahih riwayat Abu Daud : 209, Attumudzi : 662, An Nasai : 2293).
Baca Juga: Jadwal Imsyakiyah dan Adzan Maghrib Kota Bandung Kamis 23 Maret 2023
- Menahan Diri
Rukun puasa selanjutnya adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari mulai terbitnya fajar sampai terbenamnya fajar.
Berpuasa selain menahan diri dari hal yang membatalkan puasa juga belajar untuk menahan emosi dan bersabar menahan hawa nafsu. Karena esensi dari puasa adalah menahan emosi, hawa nafsu agar tidak terbelenggu oleh nafsu diri sendiri.
Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Jika seseorang diantara kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh seseorang atau dimusuhinya, hendaklah ia berkata : “saya sedang berpuasa” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jika kita melewati bahkan tertinggal kedua rukun tersebut, maka puasanya tentu tidak sah dan pahala berpuasanya hanyalah sia-sia.
Maka dari itu, alangkah lebih baiknya kita harus selalu mengingatkan agar tidak lupa untuk menjalankan niat berpuasa dan ketika sudah berpuasa hendaknya kita bisa menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa.***