Hadapi 'Keberingasan' Trump, Joe Biden Gaet Perempuan Keturunan Asia sebagai Cawapres

12 Agustus 2020, 09:31 WIB
Kamala Harris. (getty images) /

GALAMEDIA - Setelah menempuh sejumlah tahapan, kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden akhirnya memilih Senator Kamala Harris sebagai pasangannya dalam Pilpres AS 2020.

Harris merupakan perempuan kulit hitam dan keturunan Asia pertama yang bertarung dalam Pilpres AS sebagai calon wakil presiden. Ia adalah Senator California keturunan India-Jamaika.

Wanita berambut sebahu ini telah lama dianggap sebagai kandidat yang paling diunggulkan untuk mengisi posisi calon wakil presiden AS.

Baca Juga: 520 Orang Tewas, Japan Airlines Jatuh di Pegunungan Takamagahara pada 12 Agustus 1985

Bahkan, mantan Jaksa Agung California tersebut dikenal sebagai sosok yang gencar menyerukan reformasi kepolisian di tengah protes anti-rasisme.

Berbekal pandangan politik dan pengaruhnya, dia akan mendampingi Joe Biden dalam menghadapi "keberingasan" calon petahana Donald Trump, pada pemilihan presiden, 3 November mendatang.

Setelah dipilih, Harris dijadwalkan melakukan debat terbuka dengan pasangan Trump, yaitu Mike Pence, pada 7 Oktober mendatang di Salt Lake City, Utah. Adapun Mike Pence saat ini masih menjabat sebagai wakil presiden.

Baca Juga: Anggota KPU Tewas Usai Diserang Pria Berambut Gimbal

Lalu siap Kamala Harris? Perempuan berusia 55 tahun ini hengkang dari persaingan bakal kandidat presiden pada Desember 2019 lalu.

Dia sempat berselisih dengan Biden dalam debat internal Partai Demokrat, terutama perihal hubungan kerja sama Biden dengan sejumlah mantan senator yang memilih segregasi ras.

Harris lahir di Oakland, California, dari dua orang tua berlatar imigran. Ibunya kelahiran India dan ayahnya kelahiran Jamaika.

Dia berkuliah di Universitas Howard, salah satu kampus ternama yang didirikan komunitas kulit hitam. Menurutnya, masa-masa kuliah adalah salah satu periode dirinya merasa paling dibentuk dalam kehidupan.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Jumlah Positif Lebih dari 20 Juta Jiwa dengan 745.687 Orang Meninggal Dunia

Dikutip dari BBC, Harris mengatakan dirinya selalu nyaman dengan identitasnya dan menggambarkan dirinya sebagai "seorang Amerika".

Pada 2019, dia mengatakan kepada harian Washington Post bahwa politisi seharusnya tidak dikotak-kotakkan berdasarkan warna kulit atau latar belakangnya.

"Poin saya, saya adalah saya. Saya merasa baik dengan diri saya. Mungkin ada perlu menerka-nerka, namun saya merasa baik dengannya," terang dia.

Harris yang berkuliah selama empat tahun di Universitas Howard, akhirnya mendapat gelar sarjana hukum di Universitas California, Hastings, dan memulai kariernya di Kantor Kejaksaan Distrik Alameda.

Baca Juga: 16.000 Lulusan SMA Bersaing dalam Jadi Pilot AL China

Dia kemudian menjadi jaksa distrik untuk San Francisco pada 2003. Ia lalu terpilih sebagai perempuan petyama dan warga Afrika-Amerika pertama yang menjabat jaksa agung Negara Bagian California, negara bagian yang penduduknya paling banyak di AS.

Dalam dua masa jabatan sebagai jaksa agung, Harris meraih reputasi sebagai salah satu bintang Partai Demokrat. Dia menggunakan momentum itu guna meraih jabatan senator junior yang mewakili California pada 2017. Saat itu Harris merupakan perempuan kulit hitam kedua yang terpilih.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler