Walhi Jabar Beri Saran ke Ema Sumarna, Lanjutkan Program Ini Untuk Atasi Sampah Kota Bandung

9 Mei 2023, 20:36 WIB
Plh Walikota Bandung Ema Sumarna saat berkunjung ke TPS, Penanganan sampah di Kota Bandung sudah harus menggunakan sentuhan teknologi tidak hanya dibuang lalu ditimbun /Pemkot Bandung

GALAMEDIANEWS - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) ingatkan pemerintah kota (Pemkot) Bandung untuk melanjutkan program Kang Pisman atau Kurang, Pisahkan, dan Manfaatkan.

Direktur Walhi Jabar, Meiki W. Paendong, program Kang Pisman merupakan rencana lama yang sudah dibuat dari tahun 2018.

Selain itu, kata Meiki, program kang Pisman merupakan program unggulan yang dibuat untuk menanggulangi permasalah sampah yang menumpuk di Kota Bandung.

"Kang Pisman merupakan kontribusi mang Oded (Alm). Tapi sayangnya sudah ada model dan program yang baik tetapi tidak dilanjutkan," ujar Direktur Walhi Jabar, Meiki W Paendong saat dihubungi pada Selasa, 9 Mei 2023.

Baca Juga: Cara Mudah Beli Tiket Konser Coldplay di Jakarta, Presale 17-18 Mei 2023, Ini Daftar Harganya

Meiki menilai, beberapa model dipelaksanaan kang Pisman itu sudah bisa katakan berhasil. Tetapi implementasi lebih dimasifkan ke kelurahan, seperti RT/RW.

Oleh sebab itu, Meiki menjelaskan, pemangku kebijakan yang mempunyai kewenangan kewilayahan harus inisiatif. Atau memberikan instruksi bagi Dinas Lingkungan Hidup (LH) bisa masuk kewilayahan tingkat RT /RW.

"Sekarang ini tergantung pemangku jabatan yang mempunyai wilayah mengintrusikan misalnya, Dinas Lingkungan Hidup, untuk masuk ke sektor kewilayahan karena mereka pelaksana teknis," ucap Meiki.

Lebih lanjut, Meiki menyampaikan, penumpukan ini terjadi sejak longsor sampah di Lewi Gajah . Namun, dengan program kang Pisman dengan kontribusi Wali Kota Mang Oded (Alm) perkembangan terlihat sangat signifikan.

Baca Juga: Ide Bisnis 2023, Resep Bakso Mercon Pedas Gila Dijamin Pembeli Ketagihan

" Kami mengamati ada perkembangan yang sangat baik, waktu pimpinan mang Oded (Alm), seharusnya program yang sudah baik di lanjutkan oleh pemangku jabatan sekarang," tutur Meiki.

Meski demikian, Meiki menyebutkan, hingga saat ini masih belum mengamati program pelaksana harian (Plh) Kota Bandung, Ema Sumarna.

"Untuk saat ini, Saya belum mengamati program yang dijalankan oleh Plh Kota Bandung, Ema Sumarna terkait penanganan sampah," kata Meiki.

Karena berkaitan dengan anggaran, Meiki mengungkapkan, seharusnya ini menjadi momentum untuk memasifkan dan mengimplementasikan program kang Pisman, untuk menciptakan model baru penambahan wilayah.

" Harapan kami ini bisa jadi momentum, Plh. Ema Sumarna bisa segera mengintrusikan skema- skema pemilihan sampah dari sumbernya, seperti tingkat RT dan RW hingga kelurahan dan ini adalah permasalahan teknis,"ucap Meiki.

Meiki menegaskan, penumpukan sampah akan berdampak pada lingkungan dan berdampak pada kesehatan masyarakat sekitarnya.

Baca Juga: 8 SMA Terbaik di Klaten Jawa Tengah Berdasarkan Nilai Tertinggi UTBK, Rekomendasi untuk PPDB 2022

"Akibat dari penumpukan sumpah bisa berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat sekitar,jika dibiarkan terlalu lama," ujar Meiki.

Tak hanya itu, Meiki menuturkan, Pemerintah harus memulai langkah nyata di kawasan yang menjadi pengelolaan sampah di pasar-pasar tradisional.

"Intinya pemerintah harus ada niat dalam pengelolaan sampah," tutur Meiki.

Meiki menyebutkan, pihak pengelola sampah di pasar tradisional bisa melakukan pengolahan dengan memilah sampah yang dihasilkan pasar tradisional tersebut setiap harinya.

"50 persen akan terjadi pengurangan sampah, jika pemerintah melakukan kerja nyata dalam pengelolaan sampah," tutur Meiki.

Iapun menyayangkan sikap pemerintah yang selama ini belum serius menggarap sampah organik yang ada di pasar tradisional.

Padahal, kata Meiki, volume sampah di pasar tradisional bisa terukur dibandingkan dengan pemerintah Kabupaten/Kota.

Baca Juga: Viral Penculikan Wanita Muda di Bandung, Korban Sempat Disetubuhi Pelaku

"Minimal pemerintah bisa menggarap pengelolaan sampah di pasar tradisional saja dulu. Kan lumayan bisa mengurangi beban sampah yang diangkut ke TPA Sarimukti," kata Meiki.

Meiki menyayangkan, saat ini pengelolaan sampahnya masih dicampur di semua tempat sampah di pasar tradisional kemudian langsung dibuang ke TPA Sarimukti.

"Tinggal ada keberanian atau tidak pemerintah baik kabupaten atau provinsi menganggarkan untuk menyediakan lahan khusus untuk pengelolaan sampah organik, seperti untuk pengolahan pengomposan, magot ataupun bio digester,"ucap Meiki.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler