Lagu Perjuangan Indonesia yang dijiplak Malaysia

28 September 2023, 16:32 WIB
Lagu Perjuangan Indonesia yang dijiplak Malaysia. /Pexels @Blaz Erzetic/

GALAMEDIANEWS – Mingu lalu, orang-orang rame membahas tentang akun YouTube Bahasa melayu yang mempunyai video lagu Helo Kuala Lumpur yang nadanya sama persis dengan lagu Halo-halo Bandung.

Lagu ini sebene]arnya sudah diupload sejak Mei 2020, tapi baru ketahuan belakangan ini oleh netizen Indonesia. Duta besar Indonesia untuk Malaysia sudah minta tolong pada otoritas penyiaran Malaysia untuk melacak akunnya, tapi ternyata akunnya dikelola dari india.

Musik itu sifatnya Universal. Tujuan aturannya pun dibuat supaya diseluruh dunia sama, jadi mempermudah adanya pembagian hak dan kewajiban. Karena itu, diseluruh dunia idealnya ada standar royalti dan perlindungan hak cipta.

Biar bagaimanapun juga, lagu Halo-halo Bandung itu salah satu lagu perjuangan. Cerita dibalik lagu itu penting banget dan tidak bisa diremehkan, jadi lagunya tidak boleh dijiplak begitu saja.

Baca Juga:  3 SMA Terbaik di Kabupaten Blora yang Masuk Ranking Nasional Versi LTMPT

Malaysia sudah menandatangani perjanjian yang sama dengan Indonesia (konvensi Bern), dimana hukum di Malaysia harapannya sama seperti di Indonesia. Kejadian plagiat lagu Halo-halo Bandung harusnya bisa segera selesai, tinggal orang yang punya hak bisa melaporkan atau menunjuk institusi untuk memprosesnya.

Sebenarnya selain menggunakan jalur hukum, yang mempunyai hak cipta juga bisa ambil tindakan lewat pengaduan di platformnya.

Dia bisa mengirim report jika ada konten yang melakukan pelanggaran hak cipta atas sebuah karya.

Hingga sekarang memang karya Helo Kuala Lumpur masih tayang, mungkin keluarga Ismail Marzuki belum memperkarakan kasus menjiplak ini. Walaupun untuk menggugatnya kita harus memakai hukum Malaysia, tapi sudah banyak kesamaan pandangan dalam hukum Indonesia dan Malaysia atas karya yang di plagiat.

Baca Juga: Hanya Ada 2 SMA Terbaik di Kabupaten Subang Jawa Barat, Jadi Top Nasional dan Impian Para Siswa

Dengan adanya kesamaan akses dalam hukum atas hak cipta musik di dunia, mungkin bagusnya dimasa depan musik tidak gampang dibatasi dan dijadikan sentimen pribadi, dan didiskriminasikan atas suatu golongan.

Masalah menjiplak musik mungkin cuma sengketa antara pencipta dan penirunya, dari mana negara dan golongannya harusnya tidak penting. Musik itu milik publik setelah dirilis, diharapkan perlakuannya sama, dan semua sengketa itu dilakukan berdasarkan hukum positif yang objektif, bukan suka atau tidak suka.

Baca Juga: 3 Hotel di Bandung Lokasinya Strategis, Desain Instagramable, Cocok Buat Staycation

Dulu Indonesia pernah keluar dari konvensi Bern dengan alasan supaya bisa mencuri karya luar dengan gratis, tapi konvensi ini jadi syarat perdagangan dunia. Indonesia akhirnya masuk konvensi ini lagi.

Bagaimanapun juga, akan lebih mudah membuat aturan karya cipta dalam satu standar didunia, dan standar dunia ini yang membuat kita menjadi bangsa yang beradab terkait hak cipta untuk bersaing dengan siapapun secara sehat.

Menurut kamu apa kira-kira alasan mereka menjiplak dibandingkan membuat lagu baru?***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: Instagram @awkarin

Tags

Terkini

Terpopuler