Pengaruh Monopoli Google di Pasar Search Engine Terhadap Kompetitor dan Industri Smartphone

6 Oktober 2023, 10:15 WIB
Membuka Browser Google di Smartphone /Solen Feyissa/unsplash/

GALAMEDIANEWS - Google, raksasa teknologi dunia, tengah menghadapi sorotan tajam dalam sebuah sidang antitrust yang penting. Sidang ini telah membuka tabir mengenai praktik antikompetitif yang diduga dilakukan oleh Google serta dominasinya di dunia teknologi. 

Dalam artikel ini, kami telah mengutip dari Reuters dan akan menyoroti pengaruh Google terhadap pesaing dan perusahaan ponsel pintar terkemuka, seperti Apple dan Samsung.

Dominasi Google dan Perjuangan DuckDuckGo

CEO mesin pencari yang berfokus pada privasi, DuckDuckGo, Gabriel Weinberg, bersaksi tentang kegagalan negosiasi antara perusahaannya dan Apple. 

DuckDuckGo telah mencapai kesepakatan dengan Apple pada tahun 2014 untuk menjadi salah satu opsi pencarian pada perangkat Apple. 

Baca Juga: Smartwatch Terbaru Dari Google : Pixel Watch 2 Berikut Spesifikasinya

Namun, mesin pencari ini kemudian mendorong Apple untuk menjadikannya pilihan default bagi pengguna yang menginginkan mode privasi.

Weinberg mengungkapkan bahwa Apple awalnya tertarik pada ide ini pada tahun 2016, dan pertemuan antara kedua perusahaan terus berlanjut dalam beberapa tahun berikutnya. 

Namun, pembicaraan terhenti ketika para eksekutif Apple menyuarakan keprihatinan bahwa perjanjian distribusi mereka dengan Google mungkin menghambat peralihan ke DuckDuckGo sebagai mesin pencari default.

Pada akhirnya, kesepakatan potensial ini gagal pada tahun 2019, dengan Weinberg mengaitkannya dengan pembayaran besar-besaran yang diterima Google dari Apple dan produsen ponsel pintar lainnya. 

Google diduga membayar sekitar 10 miliar dolar setiap tahunnya untuk mempertahankan posisinya sebagai mesin pencari default pada berbagai perangkat. 

Pembayaran besar ini telah memiliki dampak signifikan pada lanskap digital, mengukuhkan dominasi Google di pasar pencarian.

Pengaruh Google Terhadap Samsung dan Branch Metrics

Aspek lain dari sidang ini melibatkan Samsung Electronics dan mantan eksekutif Samsung Next, Patrick Chang. 

Chang mengusulkan untuk memperluas penawaran perangkat lunak Branch Metrics, perusahaan pengembang aplikasi seluler yang dapat mencari di dalam aplikasi, ke ponsel Android Samsung. 

Namun, gagasan ini menghadapi penolakan karena tekanan dari Google.

Pendiri Branch Metrics, Alexander Austin, bersaksi bahwa perusahaannya harus membatasi fungsi perangkat lunaknya untuk menghindari keluhan dari Google, memastikan pencariannya tetap berada di dalam aplikasi dan tidak terhubung ke web. 

Selain itu, operator nirkabel seperti AT&T, yang menjual ponsel Android, juga menjadi tantangan bagi rencana Samsung.

Baca Juga: Malaysia Desak Indonesia Tangani Kebakaran Hutan di Kalimantan Imbas dari Krisis Kabut Asap

Sidang ini mengungkapkan bahwa Google diduga membayar sekitar 10 miliar dolar per tahun melalui perjanjian bagi hasil pendapatan kepada produsen ponsel pintar, operator nirkabel, dan pihak lain. 

Praktik ini membantu Google mempertahankan monopoli dalam pasar pencarian, dan telah menimbulkan kekhawatiran tentang penghambatan persaingan.

Sebuah email dari seorang eksekutif Samsung pada Agustus 2020 mengekspresikan kefrustrasian, dengan mengatakan bahwa "Google dengan jelas membeli jalan untuk menghambat pesaing." Meskipun Google berargumen bahwa praktik bisnisnya legal, pengungkapan ini menunjukkan pengaruh signifikan yang dimiliki raksasa teknologi ini atas pesaingnya dan industri ponsel pintar.

Kesimpulan

Sidang antitrust yang sedang berlangsung terhadap Google mengungkap kekuatan besar perusahaan teknologi ini dan dampak potensial dari praktik bisnisnya. 

Pembayaran Google untuk mempertahankan posisinya sebagai mesin pencari default pada berbagai perangkat telah memunculkan pertanyaan tentang persaingan yang adil dan inovasi di ekosistem digital.

Saat sidang terus berlanjut, masih harus dilihat bagaimana pengadilan akan mengevaluasi tuduhan ini dan dampaknya pada industri teknologi secara lebih luas. 

Hasil dari kasus ini bisa mempengaruhi lanskap digital, memengaruhi hubungan antara raksasa teknologi, produsen ponsel pintar, dan konsumen.***

Editor: Tatang Rasyid

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler