231 Tewas Akibat Serangan Bombardir Kemarin, Angka Kematian di Gaza Capai 9.770, 4.008 Di Antaranya Anak-Anak

6 November 2023, 09:41 WIB
Asap dan api membumbung selama serangan Israel di Jalur Gaza, terlihat dari sisi perbatasan Israel dengan Gaza palestina, di Israel selatan, 5 November 2023./REUTERS/Ronen Zvulun /

GALAMEDIANEWS - Laporan terbaru menunjukkan bahwa dua orang, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah rumah di Khan Younis, di bagian selatan Jalur Gaza Palestina.

Agen berita negara Palestina, WAFA, telah mendokumentasikan genosida yang terus berlangsung ini, memberikan gambaran mengenai dampak yang menghancurkan bagi penduduk Palestina.

Menurut WAFA, serangan di Khan Younis menargetkan rumah tinggal di Jalan al-Muhafadha. Kejadian ini hanya salah satu dari sekian banyak serangan dalam serangkaian peristiwa tragis yang telah merenggut nyawa orang tak bersalah.

Baca Juga: 3 Tempat Wisata Pantai Eksotis di Bali yang Hits dan Populer, Wajib Dikunjungi Saat Singgah di Pulau Dewata

Situasi ini sangat kritis, dengan laporan serangan udara di kamp pengungsi al-Shati di Kota Gaza dan dekat Rumah Sakit al-Shifa.

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra, melaporkan, pendudukan Israel melakukan sepuluh pembantaian besar dalam beberapa jam terakhir, mengakibatkan tewasnya 231 nyawa.

Jumlah tragis ini telah mendorong jumlah pembantaian yang dilakukan pendudukan Israel di Jalur Gaza menjadi mencapai angka 1.006 yang mengejutkan.

Al-Qudra juga mengonfirmasi bahwa total kematian akibat agresi Israel telah mencapai 9.488, dengan 3.900 anak-anak dan 2.509 perempuan menjadi korban. Selain itu, lebih dari 24.000 orang mengalami berbagai jenis luka sejak konflik pecah pada awal Oktober.

Salah satu aspek paling menyedihkan dari konflik yang berlanjut ini adalah jumlah korban sipil yang tinggi. Al-Qudra menyoroti bahwa sekitar 70% dari korban agresi Israel adalah anak-anak, perempuan, dan kaum lanjut usia.

Selain itu, ada 2.000 laporan tentang orang hilang, termasuk 1.250 anak-anak yang diyakini terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.

Baca Juga: Prediksi Skor Tottenham vs Chelsea di Liga Inggris 7 November 2023: Susunan Pemain dan H2h

Saat kekerasan terus berlanjut, ada keprihatinan terkait serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas medis lainnya. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Israel telah melakukan pengeboman intensif di sekitar beberapa rumah sakit di utara Jalur Gaza.

Situasi menjadi begitu serius sehingga semua layanan komunikasi dan internet telah diputuskan, menyebabkan penyedia layanan kesehatan dan organisasi kemanusiaan kesulitan berkoordinasi dalam upaya mereka.

Rumah Sakit Al Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, sangat terpengaruh oleh serangan intensif. Dikhawatirkan bahwa serangan ini merupakan upaya untuk mendorong pasukan Israel yang mengelilingi Kota Gaza menuju rumah sakit tersebut. Ribuan warga sipil mencari perlindungan di Rumah Sakit Al Shifa, menyoroti situasi yang mencekam yang dihadapi oleh penduduk Gaza.

Sebelumnya, serangan Israel mengenai dekat Rumah Sakit Al Quds di Kota Gaza menyebabkan setidaknya 14 orang terluka dan kerusakan yang signifikan pada bangunan tersebut. Militer Israel telah menuduh Hamas menggunakan rumah sakit untuk kepentingan militer, tetapi Hamas secara konsisten membantah tuduhan tersebut.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas keselamatan pasien, tenaga medis, dan ribuan warga sipil yang mencari perlindungan di rumah sakit. WHO telah mendesak agar dilakukan gencatan senjata segera, perlindungan aktif terhadap warga sipil dan fasilitas kesehatan, serta penghormatan terhadap Hukum Humaniter Internasional.

Baca Juga: Angka Tentara Israel yang Terbunuh Jauh Lebih Tinggi Daripada Konflik Jalur Gaza Tahun 2014

Konflik yang berlanjut ini, yang dimulai pada 7 Oktober, telah menimbulkan penderitaan yang tak terukur. Rumah sakit dan ambulans telah menjadi sasaran serangan berkali-kali, mengakibatkan kematian pasien, warga sipil yang mengungsi di fasilitas tersebut, dan pekerja kesehatan.

Menurut WHO, 39 fasilitas kesehatan telah rusak sejak perang dimulai, dengan banyak rumah sakit terpaksa ditutup atau mengurangi layanan karena pemadaman listrik dan pasokan bahan bakar.

Angka kematian tragis dari konflik ini terus bertambah, dengan hampir 9.770 warga Palestina, termasuk 4.008 anak-anak, tewas di Jalur Gaza. Beberapa lingkungan telah menjadi puing-puing, dan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari 1,5 juta orang di Gaza Palestina kini mengalami pengungsi internal.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: Al Jazeera WAFA paltimeps.ps

Tags

Terkini

Terpopuler