Harga Emas Anjlok, Investor Pilih Dolar untuk Berlindung dari Hantaman Virus Corona

26 September 2020, 08:31 WIB
ILUSTRASI emas.* //Pixabay/Steve Bidmead

GALAMEDIA - Emas berjangka jatuh pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu, 26 September 2020 pagi WIB) setelah menguat sehari sebelumnya.

Kondisi tersebut diakibatkan banyaknya investor yang mencari perlindungan dalam dolar dari meningkatnya kasus virus Corona.

Di sisi lain, mereka juga berharap cemas di tengah ketidakpastian atas stimulus AS berikutnya untuk membantu perekonomian.

Baca Juga: Pesawat Garuda Indonesia Jatuh di Deli Serdang, 234 Orang Tewas pada 26 September 1997

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun 10,6 dolar AS atau 0,56 persen, menjadi ditutup pada 1.866,3 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Kamis, 24 September 2020, naik 8,5 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.876,90 dolar AS per ounce.

Emas berjangka anjlok 39,2 dolar AS atau 2,05 persen menjadi 1.868,40 dolar AS pada Rabu, 23 September 2020. Sebelumnya turun tiga dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.907,60 dolar AS pada Selasa, 22 September 2020.

Baca Juga: Tak Ada Keseruan dalam Isi, Rocky Gerung Sebut Penyusun Naskah Pidato Presiden Takut Jokowi Dibully

Kemudian terpuruk 51,5 dolar AS atau 2,62 persen menjadi 1.910,60 dolar AS pada Senin, 21 September 2020.

"Partai Republik dan Demokrat berada di halaman yang sama tentang menempatkan beberapa stimulus tetapi mereka tidak dapat memutuskan jumlah dan ketidakpastian yang mendorong investor menuju dolar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

Untuk minggu ini, emas berjangka jatuh turun 4,9 persen, terbesar dalam setidaknya enam minggu, karena dolar mencatat minggu terbaiknya sejak awal April.

Baca Juga: WHO: 2 Juta Orang Bakal Meninggal Sebelum Vaksin Corona Digunakan

Dolar yang lebih kuat membuat komoditas yang dihargai dalam mata uang tersebut, seperti emas, lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan unit moneter lain.

Indeks dolar terus menguat pada Jumat, 25 September 2020 sebagai reaksi terhadap pernyataan beberapa anggota Federal Reserve.

Merek menunjukkan bahwa konsensus sebelumnya tentang suku bunga tetap nol selama tiga tahun ke depan tidak akurat dan bahwa suku bunga bisa naik lebih tinggi.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Sepanjang Sabtu 26 September 2020 Diprakirakan Akan Seperti Ini

Dilansir Antara, sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat, 25 September 2020 menunjukkan bahwa pesanan barang tahan lama meningkat 0,4 persen pada Agustus, menawarkan beberapa dukungan untuk emas dan mencegah penurunannya sampai batas tertentu.

Seorang anggota parlemen utama mengatakan Demokrat di DPR AS sedang mengerjakan paket stimulus virus corona senilai 2,2 triliun dolar AS yang dapat dipilih minggu depan.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler