Jamaah Haji Penderita Hipertensi Harus Rajin Konsumsi Air dan Obat

18 Mei 2024, 13:53 WIB
Arsip foto/Jamaah calon haji Indonesia bisa mengisi botol air minum yang banyak berada di Masjid Nabawi saat di Madinah atau di Masjidil Haram saat di Mekkah.  / ANTARA/Nur Istibsaroh  /

 

GALAMEDIANEWS – Hipertensi merupakan kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah nadi atau arteri dalam tubuh. Penderitanya akan mengalami kondisi di mana darah mendorong dinding arteri memiliki tekanan yang tinggi.

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension/INASH) memberikan himbauan kepada jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit hipertensi untuk rajin mengonsumsi air dan meminum obat saat beribadah di tanah suci.

“Jangan hanya minum kalau haus saja, pokoknya secara regular minum sedikit-sedikit. Kalau minum seperti itu tidak akan sering kencing, tapi, kalau langsung dihantam banyak air tubuh akan cepat buang air,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S.

Baca Juga: 34.181 Calon Haji Indonesia Sudah Tiba di Madinah

Eka mengatakan lebih lanjut, rajin meminum air putih dapat menjaga tubuh tetap terhidrasi dari cuaca panas di tanah suci.

Jamaah dianjurkan untuk tetap membawa cadangan air minum, meski mudah mendapatkan akses air.

Air cadangan tersebut dapat dikonsumsi ketika sedang menunggu antrean di kamar kecil maupun mengurangi rasa dahaga di sela kegiatan ibadah.

“Penyebab kemarin banyak yang meninggal itu karena dehidrasi. Saya selalu bilang, pokoknya siapkan cadangan air minum karena saat antre toilet, dia haus, dia harus segera minum,” ungkap Eka lebih lanjut.

Rajin meminum air putih juga menghindarkan jamaah dari risiko terserang heat stroke atau serangan panas, kepikunan hingga hilang kesadaran.

Baca Juga: Pesawat Garuda GA-1105 Penerbangan Haji Kloter 5 Embarkasi Makassar Melakukan Return to Base

Terkait dengan kerutinan mengonsumsi obat, Eka menekankan pengobatan hipertensi harus dijalankan seumur hidup dan tidak boleh diabaikan meski pasien merasa kondisinya semakin membaik.

Menurut Eka, obat yang diminum bakal menghindarkan organ-organ dalam tubuh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh hipertensi seperti terjadinya kerusakan fungsi ginjal.

Eka memberikan saran agar jamaah tidak mengalami kumat yakni menghindari makanan yang asin.

Dirinya menghimbau untuk konsumsi garam tidak boleh lebih dari lima gram per hari atau setara satu sendok teh per orang per hari.

Baca Juga: Saran untuk Jamaah Haji Penderita Diabetes, Begini Kata Praktisi Kesehatan

Eka menjelaskan, cuaca panas memang tidak terbukti dapat membuat seseorang terkena hipertensi. Sebab, otak sebagai kontrol tubuh, memiliki suatu pengaturan yang dapat bereaksi terhadap suhu di luar tubuh.

Dampak dari cuaca panas juga hanya bersifat sementara sehingga begitu tubuh terkena suhu yang lebih dingin, gejala akan berkurang secara perlahan.

“Tekanan darah kita itu dipengaruhi neurohormonal, jadi, ada panas simpatis, kalau ada suhu panas itu akan naik. Jadi, pengaturan tekanan darah itu sebenarnya ada di otak, neurohormonal mempengaruhi volume darah dan jantung. Jadi di otak itu ada reseptor panas dan dingin yang bisa mempengaruhi simpatis,” kata Eka menjelaskan.

Minum dan obat menjadi kata kunci untuk para jamaah yang memiliki penyakit hipertensi. ***

 

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler