Diyakini Pertanda Perang Besar, Tiga Matahari Muncul di Langit China Warga Kehilangan Kata-kata

16 Oktober 2020, 11:23 WIB
Pemandangan Matahari terbit dari Stasiun ISS. /Twitter @AstroBehnken

GALAMEDIA - Warga China dibuat takjub dan speechless kala tiga matahari muncul di langit pada saat bersamaan.

Fenomena yang memiliki beragam nama ini terpantau selama tiga jam di Tuqiang, Mohe, kota paling utara dekat perbatasan Rusia.

Fenomena alam dimaksud terbilang jarang dan sejauh ini dikenal sebagai fenomena sun-dogs, phantom-suns, dan parhelion.

Baca Juga: Istana Negara Hari Ini Dikepung Mahasiswa, Penjagaan Diperketat

Dalam literasi Roma seperti yang diabadikan   penulis Romawi Cicero dan Seneca, sun-dogs diyakini sebagai  pertanda buruk di masa depan seperti perang.

Perang besar Pertempuran Salib Mortier's di Herefordshire tahun 1461 konon juga ditandai kemunculan matahari kembar.

Baca Juga: Tak Disangka, Ini 8 Manfaat Permen Marshmallow, Si Manis Nan Lembut yang Menyehatkan

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Jumat (18 Oktober 2020) pemandangan menakjubkan sun-dogs di Mohe terjadi pukul 06.30 hingga 09.30 di kota Tuqiang, Mohe yang berpenduduk 20 ribu jiwa.

Mohe merupakan bagian dari wilayah Daxing'anling, Provinsi Heilongjiang dan kemunculan sun-dogs atau anjing matahari ini menjadi yang terlama dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Gandeng Youtuber Febry Putri, Luthfi Aulia Rilis Single Naradira

Ikut memosting pemandangan mahal tersebut Brigade Pemadam Kebakaran Daxing'anling. Dari rekaman yang diunggah otoritas cuaca China terlihat dua titik terang yang disebut panthom-suns atau matahari bayangan di sisi kiri dan kanan matahari yang sebenarnya.

Sun-dogs terjadi ketika sinar matahari melewati kristal es di ketinggian level awan cirrus. Grahame Madge, juru bicara Met Office mengatakan sun-dogs dapat terjadi di mana saja di dunia.

“Kadang-kadang mereka membentuk lingkaran multi-warna seperti bagian pelangi atau dapat kasus ini tampak seperti ada banyak matahari,” ujar Grahame pada MailOnline.

Bulan yang sangat terang menurutnya juga dapat menciptakan efek yang sama, tetapi sangat jarang. Insinyur meteorologi Tiongkok, Bian Yun sebelumnya mengakui sun-dogs jarang terjadi di negaranya.

Bian yang bekerja di Badan Meteorologi China mengomentari ilusi serupa dalam wawancara tahun 2019.

Baca Juga: Geser Yunani, Indonesia Jadi Negara Paling Ribet di Dunia untuk Berbisnis

“Jadi saat sun-dogs terjadi itu artinya ada banyak kristal es berbentuk segi enam di awan halus yang semi transparan di langit.”

"Kadang-kadang, kumpulan kristal itu berbaris halus dengan horizontal di langit dan ketika sinar matahari menyinarinya maka pantulan yang tidak teratur muncul dengan efek tidak biasa,” paparnya.

Penduduk kota Xinjiang juga dikejutkan kemunculan sun-dogs pada sore hari di bulan Desember tahun lalu.

Baca Juga: MK295 Silent Wireless Combo Hadirkan Sensasi Mengetik dan Mengklik tanpa Gangguan Suara

Fenomena aneh sun-dog yang paling awal dicatat oleh Aristoteles antara tahun 384 dan 322 SM. Filsuf Yunani itu menulis, “Dua matahari terbit bersama matahari utama dan mengikutinya sepanjang hari sampai matahari terbenam.”

Penyair Aratu, yang hidup antara 310 dan 240 SM dalam katalog Tanda Cuaca  mengatakan sun-dogs mengindikasikan angin, hujan atau badai yang mendekat. Sedangkan Artemidorus, peramal di abad ke-12 memasukkannya dalam daftar dewa langit.

Baca Juga: Karni Ilyas Datangi Rumah Mahfud MD, Netizen Titip Pertanyaan Soal ILC

Penulis Romawi, Cicero dan Seneca juga menyebutkannya dalam tulisan mereka. Dan karya-karya selanjutnya menyebut sun-dogs tak ubahnya pertanda buruk di masa depan, seperti perang.

Sundogs disebut mengawali Pertempuran Salib Mortier's di Herefordshire pada tahun 1461, sebuah peristiwa besar dalam Perang Mawar. Fenomena yang sama tahun 1629 juga diyakini memengaruhi René Descartes untuk menulis karya filsafat alamnya yang berjudul The World.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler