Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia, Pengamat: Cari Dukungan Patahkan Pengaruh China

23 Oktober 2020, 10:21 WIB
Mike Pompeo. /Instagram/@secpompeo

GALAMEDIA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo berencana melakukan lawatan ke Indonesia pekan depan.

Menurut pengamat hubungan Internasional, kunjungannya merupakan bagian dari upaya mendapatkan dukungan dalam menghadapi peningkatan pengaruh China di kawasan Asia.

Peneliti di Parahyangan Centre for International Studies (PACIS), Sukawarsini Djelantik berpendapat, AS melihat Indonesia sebagai satu kekuatan besar di ASEAN yang sangat penting untuk didekati, khususnya dalam menyikapi konflik di Laut China Selatan.

Baca Juga: Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah di Hadapan Dolar AS

"Pasti nanti akan mencari dukungan, karena posisi Indonesia yang diperhitungkan sebagai kekuatan menengah," kata Sukawarsini.

Informasi tentang rencana kunjungan Menlu Pompeo yang dipampang di situs daring Kementerian Luar Negeri AS berkali-kali menyebut istilah 'Indo-Pasifik'.

Misalnya, dalam penjelasan tentang kunjungannya ke Indonesia, disebutkan "Menteri akan pergi ke Jakarta untuk menyampaikan pernyataan publik dan bertemu dengan sejawatnya di Indonesia untuk meneguhkan visi kedua negara akan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka."

Istilah 'Indo-Pasifik' menggambarkan visi geopolitik baru Presiden AS Donald Trump untuk Asia, yang menekankan kebangkitan India di hadapan meningkatnya pengaruh China.

Baca Juga: Jumlah Wajib Pajak Lapor SPT Masih Belum Mencapai Target

Amerika berusaha mendapatkan dukungan dari negara-negara di kawasan tersebut, yang mencakup Asia Tenggara, Asia Timur, dan India. Menurut Sukawarsini, tujuannya adalah untuk memperkuat posisinya.

"Kelihatannya Amerika, kalau saya baca dari beberapa aktivitasnya, memang mencoba untuk mencari pengaruh khususnya dalam konflik di laut China selatan. Ini penting sekali untuk stabilitas kawasan," jelas dia dikutip dari BBC.

AS, lanjut Sukawarsini, melihat China bertindak semakin agresif di Laut China Selatan. Antara lain dengan membangun pulau-pulau buatan dan pangkalan militer dan menganggapnya sebagai ancaman.

Baca Juga: KPK Beberkan Kabar Terbaru Soal Harun Masiku, Caleg PDIP Tersangka Kasus Suap

Dalam konteks visi ini, Indonesia memegang peran penting sebagai kekuatan besar di ASEAN sekaligus menjadi satu-satunya negara besar di Asia Tenggara yang belum 'dipegang' AS.

"Saya melihatnya begini: Filipina sudah 'dipegang' oleh Amerika, mitra terkuatnya di Asia Tenggara; Singapura, Malaysia juga sudah ada pangkalan militer Amerika di sana, sudah 'jinak' lah. Lalu negara-negara lain yang di Asia Tenggara daratan itu nggak penting lah dalam kontes Indo-Pasifik," ujar Sukawarsini.

"Indonesia agak sulit buat Amerika karena memegang (prinsip) politik bebas aktif. Karena posisinya seperti ini, jadi perlu diplomasi khusus," imbuhnya.

AS telah berkali-kali menyebut tindakan China di wilayah Laut China Selatan yang dipersengketakan "melanggar hukum".

Baca Juga: Kampanye dan Edukasi Protokol Kesehatan Ala Persib

Seorang pejabat AS Juli lalu mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan negara China yang mendukung 'intimidasi' militer di Laut China Selatan "adalah East India Company (VOC) modern".

Indonesia menjadi salah satu dari empat negara tujuan Pompeo dalam perjalanan pada 25-30 Oktober, dan satu-satunya negara yang ia kunjungi di Asia Tenggara.

Negara lainnya yang akan dikunjungi ialah India, Sri Lanka, dan Maladewa. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan kunjungan Menlu Pompeo mencerminkan komitmen kuat Indonesia untuk membangun kemitraan dengan AS.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler