Tahan Sakit dan Anti-Tidur, Kejar China Prancis Kembangkan Pasukan Militer Bionik

- 10 Desember 2020, 11:49 WIB
ILUSTRASI tentara, prajurit.*
ILUSTRASI tentara, prajurit.* /PIXABAY/

GALAMEDIA - Prancis saat ini tengah mengembangkan tentara bionik yang tahan terhadap rasa sakit dan stres dengan kekuatan otak yang diperkuat mikrochip.

Pendengaran mereka pun akan melesat berkat operasi khusus. Dan jika diperlukan pasukan militer ini bisa tak tidur selama misi berkat pil khusus.

Komite etik kementerian angkatan bersenjata negara tersebut telah memberikan persetujuan.

Alasannya  pengembangan diperlukan agar Prancis dapat bersaing dengan negara-negara yang sudah lebih dulu melakukan proyek serupa. Di antaranya raksasa Asia, China.

Baca Juga: Dibully, Dihina, dan Dicaci Maki, Ustadz Abdul Somad: Lama-lama Saya Bisa Jadi Fir'aun

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Kamis (10 Desember 2020) penelitian juga dilakukan untuk membuat pil yang akan membuat tentara terjaga dalam waktu lama dan operasi untuk meningkatkan pendengaran mereka.

Implan mikrochip juga akan dirancang untuk melepaskan zat yang menenangkan dan meningkatkan kapasitas otak. Demikian laporan The Times.

Baca Juga: Trump Keukeuh Klaim Gedung Putih dari Biden, First Lady Melania: Aku Ingin Pulang

Para ilmuwan Prancis juga mencari cara untuk membuat implan yang memungkinkan markas tentara melacak lokasi tentara dari jarak jauh.

Pengembangan juga termasuk mencoba merancang obat-obatan yang mampu membuat tentara tahan terhadap rasa sakit atau dapat bertahan saat berada di lingkungan terisolasi.

Baca Juga: TECNO Luncurkan Spark 6 Go di Indonesia yang Akan Menemanimu dalam Menikmati Hidup

Laporan memperingatkan bahwa tentara Prancis dapat tertinggal dari negara-negara lain yang telah memulai penelitian di bidang serupa jika tidak melakukan pengembangan  yang sama.

Namun demikian pengembangan diingatkan untuk tidak menghilangkan 'aspek kemanusiaan' dari para tentara.

Menteri Angkatan Bersenjata Florence Parly mengatakan Prancis tidak bersiap untuk menanamkan microchip dimaksud dalam waktu dekat.

Baca Juga: Benarkah Sakit Mata Menjadi Indikator Covid-19? Ini Dia Penjelasannya dari Para Ahli

“Tapi posisi kami harus jelas.. ini masa depan yang harus kita persiapkan,” ungkap Parly.

Sementara itu, direktur intelijen nasional AS John Ratcliffe mengatakan  China sudah lebih dulu mencoba menemukan cara untuk meningkatkan performa  tentara secara artifisial. Bahkan pengujian sudah dimulai.

“Tidak ada batasan etika untuk mengejar kekuasaan di Beijing,” ujar Ratcliffe pada publikasi yang sama.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x