Dikira Rainbow Cake ternyata Planet Mars

- 28 Desember 2020, 02:00 WIB
Chocolate cake
Chocolate cake /PIXABAY/

GALAMEDIA - Data yang dikirim kembali ke Bumi dari InSight NASA belum lama ini menunjukkan kerak atau inti Mars yang terdiri dari tiga lapisan.

Berwarna terang, tiga lapisan inti Mars ternyata sekilas mirip rainbow cake alias bolu pelangi, navy blue kehitaman, ungu dan merah bata.

Berlabuh di dekat ekuator Mars, selain mengungkap kerak Planet Merah seismometer super sensitif InSight yang juga dikenal sebagai SEIS mencatat ratusan gempa dalam dua tahun terakhir di sana.

Baca Juga: BNPB : Hingga 20 Desember, Ada 60 Kabupaten dan Kota di Indonesia Tergolong Resiko Tinggi Covid-19

Setiap gempa memancarkan dua set gelombang seismik dan analisis perbedaan bagaimana gelombang tersebut bergerak dilakukan para pakar.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Minggu (27 Desember 2020) data InSight memungkinkan para peneliti untuk mulai menghitung ukuran dan komposisi kerak, mantel, dan inti planet Mars.

"Kami memiliki cukup data untuk mulai menjawab beberapa pertanyaan besar," kata ilmuwan Laboratorium Propulsi Jet Bruce Banerdt kepada Nature.

Baca Juga: PTPN VIII Ambisi Usir Habib Rizieq di Megamendung, Waketum MUI: Dipergunakan Untuk Apa?

Diluncurkan pada 2018, misi InSight menandai pertama kalinya para ilmuwan mengintip ke dalam planet selain Bumi.

Kerak bumi terbagi menjadi tiga lapisan batuan: metamorf, bekuan, dan sedimen.

Para ilmuwan berteori bahwa kerak Mars memiliki struktur yang sama tetapi sampai sekarang, tidak ada data sebagai dasar penelitian.

Baca Juga: Jerry Andrean Asal Serang jadi The Next MasterChef Indonesia Season 7 2020

Menurut laporan di Nature, ada kemungkinan Mars hanya memiliki dua lapisan tetapi kerak tiga lapisan yang kini terungkap sejalan dengan analisis meteorit Mars.

Dengan membandingkan gelombang primer dan sekunder marsquakes, mereka menyimpulkan ketebalan kerak rata-rata sekitar 23 mil dan mendekati 42 mil untuk ketebalannya.

Artinya lapisan kerak Mars jauh lebih tebal dari Bumi, yang memiliki kerak bervariasi dari sekitar 3 mil di bawah lautan hingga 18 mil di bawah benua.

Baca Juga: Haru Suandharu Kembali Nahkodai PKS Jabar, Targetkan Kemenangan di 2024

InSight (kependekan dari Eksplorasi Interior dengan Menggunakan Investigasi Seismik, Geodesi dan Transportasi Panas) tiba di Mars pada November 2018.

Secara fungsional InSight dirancang untuk menggali area di bawah permukaan dan mengukur suhu planet. Tapi sifat tak terduga lapisan tanah Mars membuat penelitian berjalan lambat.

Untungnya, peralatan lain juga berfungsi penuh termasuk seismometer, yang disediakan badan antariksa Prancis, Centre National d'Études Spatiales.

Baca Juga: Disaksikan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Tokoh Agama Ikrar Tolak Intoleransi

Sejak April 2019, SEIS telah mencatat lebih dari 480 gempa. Gempa tersebut relatif ringan dengan tidak lebih besar dari skala 3,7.

"Agak mengherankan kami belum melihat sesuatu yang lebih besar," kata ahli seismologi Mark Panning dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

Gempa terjadi setiap hari selama beberapa waktu, tetapi tiba-tiba berhenti pada akhir Juni tepat saat planet ini memasuki musim paling berangin dalam setahun.

Baca Juga: Terbongkar! Ternyata Sosok Perempuan di Markas FPI Adalah Mata-Mata Jerman Bukan Seorang Diplomat

Seismometer memiliki pelindung, tetapi mungkin saja angin begitu kuat sehingga mengguncang tanah dan menutupi getaran.

Para peneliti berharap lebih banyak gempa besar menyusul yang akan memberikan wawasan lebih luas tentang lapisan dalam planet.

"Kadang-kadang Anda mendapatkan kilasan besar informasi luar biasa, tetapi sering kali Anda hanya mengira-ngira apa yang dikatakan alam kepada Anda," kata Banerdt.

"Ini seperti mengikuti jejak petunjuk yang rumit."***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah