Bahan Baku Tempe dan Tahu Langka Dipasaran, Polri Akan Tindak Penimbun Kedelai

- 6 Januari 2021, 13:57 WIB
BIJI-bijian seperti kacang kedelai dapat membantu Anda untuk kenyang lebih lama saat berpuasa.*
BIJI-bijian seperti kacang kedelai dapat membantu Anda untuk kenyang lebih lama saat berpuasa.* /PIXABAY/

GALAMEDIA - Polri menyatakan akan memproses secara hukum importir kedelai yang menimbun dan memainkan harga sehingga diduga menyebabkan kelangkaan dan mahalnya komoditas tersebut.

"Polri merespons kelangkaan kedelai di pasar, apabila ditemukan ada dugaan pidana maka Satgas Pangan akan melakukan penegakan hukum," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono di Jakarta, Rabu 6 Januari 2020.

Argo menyebut Satgas Pangan Bareskrim Polri sudah mengecek ke gudang-gudang importir kedelai pada Selasa (5/1), di antaranya gudang yang berada di Bekasi yakni PT Segitiga Agro Mandiri. Perusahaan itu bergerak di bidang impor kedelai eks Amerika dengan kapasitas antara 6.000 ton hingga 7.000 ton per bulan.

Baca Juga: Astagfirullah, Garut Berada di Urutan Pertama Angka Kematian Covid-19 Jawa Barat

"Bahwa kedelai impor tersebut selain diperuntukkan guna pemenuhan industri tahu dan tempe untuk kualitas II juga dipergunakan untuk proses pakan ternak dan proses pembuatan minyak kedelai serta produk turunan lainnya," ujar Argo.

Distribusi ke UMKM industri tahu dan tempe di wilayah Jabodetabek dan Bandung, Jawa Barat, dengan pendistribusian antara 250-300 ton per hari dan stok tersisa saat ini sebanyak 2.500 ton.

Kedelai tersebut disalurkan melalui distributor dengan harga saat ini Rp8.600 per kg atau terjadi kenaikan sekitar Rp1.000 sejak pertengahan Desember 2020.

Baca Juga: Siap Hantam Jantung Pemerintahan AS, Pesan Mengerikan Iran Tertangkap Pengawas Lalu Lintas Udara

"Didapat informasi dari staf perusahaan tersebut, kenaikan harga disebabkan karena selain harga beli di negara asal terjadi kenaikan yang sebelumnya Rp6.800 menjadi Rp8.300 juga disebabkan sejak pertengahan bulan Oktober-Desember 2020, kapal yang langsung tujuan Indonesia sangat jarang sehingga menggunakan angkutan tujuan Singapura dan sering terjadinya delay (keterlambatan) dikarenakan menunggu waktu dalam konekting ke Indonesia sehingga keterlambatan antara 2 hingga 3 minggu," kata Argo.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x