Network
GALAMEDIA – Di belahan dunia, ada sejumlah wanita yang menduduki jabatan sebagai pucuk pimpinan. Sebut saja di antaranya Angela Merkel, Kanselir Jerman yang sudah menjabat sejak 2005 dan salah satu perempuan paling berpengaruh di dunia.
Ada juga Perdana Menteri Jacinda Ardern dari Selandia Baru, dan Presiden Tsai Ing-wen dari Taiwan. Dikutip Galamedia dari South China Morning Post (SCMP), pemimpin perempuan dinilai mampu memberikan reaksi dan mengikuti temuan ilmiah dengan lebih cepat.
Salah satu penelitian oleh Liverpool University yang dipimpin Prof. Supria Garikipati menyebutkan pemimpin perempuan bereaksi lebih cepat dan tegas dalam menghadapi potensi kematian.
Baca Juga: Disinggung AHY, Inilah Rentetan 4 Mantan Kader Partai Demokrat yang Keluar pada Tahun 2018
“Di hampir semua kasus, mereka mengurung wilayahnya lebih awal daripada pemimpin laki-laki. Hal itu tentu membantu menyelamatkan nyawa,” katanya.
Studi ini berdasar pada data makro yang berasal dari Bank Dunia meliputi 194 negara. Dari jumlah negara tersebut, 19 di antaranya dipimpin oleh perempuan.
Namun, dari data tersebut tidak termasuk Taiwan dan Hong Kong karena keduanya tidak termasuk dalam data yang dimiliki Bank Dunia.
Jika Taiwan dan Hong Kong masuk dalam perhitungan, maka riset Garikipati akan menjadi lebih kuat, mengingat dua negara tersebut dipimpin oleh perempuan dan berhasil di dunia dalam mengatasi virus.
Baca Juga: Ustadz Felix Siauw, Valentine Days Bukan Perayaan Umat Islam Melainkan Perayaan yang Menyesatkan
