Network
GALAMEDIA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menjadi sorotan warganet.
Lewat akun Twitter-nya, Anas tiba-tiba memposting gambar dua karangan bunga.
Gambar karangan bunga yang dipostingnya datang dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca Juga: Tentara Pemberontak Timor Leste Pimpinan Mayor Alfredo Serang Rumah Presiden pada 11 Februari 2008
Baca Juga: Dunia Hiburan Indonesia Berduka, Armand Maulana: Selamat Jalan Sahabatku, Kamu Akan Dikenang Terus
Dua karangan bunga itu tampak diletakkan bersebelahan. Gambar ini sebelumnya telah viral di media sosial.
"Salah dua karangan bunga. #BukanPolitik *admin," tulis Anas, Rabu 10 Februari 2021, dikutip Galamedia hari ini.
Sekedar info, tanda pagar menunjukkan cuitan tersebut disampaikan admin pengelola akun tersebut. Pasalnya, Anas pribadi kini menghuni Lapas Sukamiskin Bandung karena kasus korupsi.
Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 7,7 Guncang Vanuatu dan Berpotensi Tsunami
Tidak diketahui apa maksud Anas mengunggah foto tersebut. Namun postingan itu cukup mendapat banyak komentar dari warganet.
Yang jelas, gambar karangan bunga dari Moeldoko yang bersebelahan dengan AHY itu dikirimkan sebagai tanda dukacita atas meninggalnya pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, KH Atabik Ali, yang merupakan mertua Anas.
Sebelumnya, gambar ini memang ramai menjadi perbincangan di jagat maya. Hal itu tak lepas dari isu kudeta terhadap AHY yang akhirnya menyeret nama Meoldoko.
Baca Juga: Tensi Makin Memanas di Tengah Suasana Imlek, Taiwan Tetap Akan Membangkang dari China
AHY pun menyampaikan pernyataan resminya dan sampai mengaku sudah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena ada orang di lingkungannya yang berusaha merecoki Partai Demokrat.
Seiring dengan itu, anak buah AHY pun mulai menunjuk Moeldoko sebagai dalang dibalik rencana kudeta. Moeldoko sendiri membantahnya.
Mantan Panglima TNI itu dua kali merespons tudingan yang dilayangkan. Di sisi lain ia mengakui telah bertemu dengan kader Partai Demokrat namun tak bermaksud untuk melakukan kudeta.***
