GALAMEDIA – Salah satu aspek dalam Manifesto Perancis yang diprakarsai oleh kaum radikal di negeri itu mensyaratkan agar Alquran diubah.
Perubahan ini ditujukan untuk menghilangkan ajaran anti-semitisme dalam Alquran. Tujuannya agar dapat didefinisi ulang oleh Konsili Vatikan II dan Nostra Aetate terkait masalah hubungan antara Gereja Katolik, Yahudi, dan Muslim.
Baca Juga: Usai Obok-obok Wuhan, WHO Segera Beberkan Asal Usul Covid-19
Selain itu, perubahan ini ditujukan untuk menghilangkan konflik antara Palestina dengan Israel dari hubungan Islam dan Yahudi.
Namun dibalik tujuannya tersebut, ternyata manifesto ini memiliki misi untuk memfitnah Alquran yang telah memerintahkan untuk melakukan pembunuhan terhadap kaum Yahudi dan Kristen.
Pada dasarnya, manfesto tersebut merupakan bagian dari rencana politik Prancis.
Penetapan manifesto diharapkan agar tidak ada orang beragama yang dapat melakukan kejahatan berdasarkan pada ayat-ayat suci.
Selain itu, manifesto ini juga diharapkan akan membentuk "Islam ala Prancis".
Manifesto tersebut nyatanya sejalan dengan tuntutan Presiden Emmanuel Macron yang ingin merestrukturisasi Islam di Prancis, yang juga bertujuan untuk membentuk Islam mazhab Prancis.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ri, Hidayat Nur Wahid, turut mempertanyakan keberadaan kelompok yang serupa dengan kelompok radikal sekuler di Indonesia.
Di Prancis ada kelompok Radikal Sekuler. Di Indonesia? https://t.co/LrvhkCGeCo— Hidayat Nur Wahid (@hnurwahid) February 13, 2021
"Di Prancis ada kelompok Radikal Sekuler. Di Indonesia?" ujar Hidayat Nur Wahid yang dikutip Galamedia dari akun Twitter pribadinya, @hnurwahid, 13 Februari 2021.
Cuitan ini pun banyak menuai beragam komentar dari warganet. ***