Baru Terjadi di Israel, Positif Covid Bayi Lahir Sudah Menjadi Mayat

- 18 Februari 2021, 11:30 WIB
Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi. /Pixabay/esudroff/

GALAMEDIA - Seorang bayi di Israel lahir dalam keadaan tidak bernyawa setelah ibunya terkena virus corona. Bayi tersebut kemungkinan besar meninggal setelah terinfeksi melalui plasenta.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Kamis (18 Februari 2021) kasus bermula saat seorang wanita berusia 29 tahun dengan kandungan memasuki minggu ke-25 tiba di Rumah Sakit Assuta di Ashdod akhir pekan lalu.

Baca Juga: Ditangkap Ramai-ramai, Kenakan APD Polisi Nekat Jadi Dokter Palsu demi Ayah yang Sekarat di Bangsal Covid

Sebelumnya ia menderita demam dua hari dengam gejala virus corona. Demikian laporan media lokal.

Hasilnya dia dites positif Covid dan tes setelah lahir mengungkapkan sang buah hati yang dilahirkan juga terkena virus corona, Times of Israel melaporkan.

Peristiwa ini menjadi insiden pertama di Israel dan kejadian global yang langka, kata Kementerian Kesehatan Israel.

Baca Juga: Cemburu dan Lelah Jadi Cadangan Pangeran William, Alasan Pangeran Harry Bertahan Bersama Meghan Markle

Kepala Departemen Penyakit Menular di rumah sakit tersebut, Dr. Tal Brosh, mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa janin terinfeksi 'melalui plasenta dan dengan tingkat kepastian yang sangat tinggi, [dapat dikatakan] meninggal karena virus corona.

Brosh menambahkan setidaknya tiga bayi lahir mati dari pasien wanita yang terinfeksi virus corona. Tapi ia mengakui belum menemukan bayi yang belum lahir terinfeksi sebelum kejadian ini.

"Jika sang ibu telah divaksinasi pada trimester pertama atau kedua, ini bisa dihindari," kata Dr. Brosh.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta Episode Hari Ini, Papa Surya Mencurigai Elsa dan Mama Sarah Soal Preman

Sementara itu ibu yang kini berduka itu mengaku telah sangat berhati-hati untuk menghindari infeksi. Dia pun berterima kasih kepada petugas medis yang 'melakukan yang terbaik.

Direktur bangsal bersalin Dr Yossi Tobin sependapat bahwa kemungkinan kematian tersebut disebabkan oleh Covid, karena bayi terinfeksi dalam kandungan.

"Itu infeksi intrauterine pada janin, yang dapat menyebabkan infeksi plasenta dan kematian,'' kata Dr. Tobin.

Menurutnya ini kejadian langka karena bayi biasanya terinfeksi virus corona setelah lahir akibat kontak dengan ibu.

Baca Juga: 18 Februari 2019: Persib Ditahan Arema di Piala Indonesia

"Fakta bahwa kami dapat mengetahui mereka sudah positif di dalam rahim menunjukkan kemungkinan besar [janin] meninggal akibat virus corona."

Pihak rumah sakit belum mengungkapkan apakah penyebab potensial lainnya masih mungkin atau tidak.

Israel sejauh ini adalah satu-satunya negara yang dapat membuktikan efek dari program vaksinasi.

Penelitian yang sedang berlangsung menunjukkan dua dosis jab Pfizer dapat mengurangi risiko penyakit hingga 94 persen untuk usia di atas 55 tahun.

Baca Juga: Buntut Pertanyaan JK Soal Bagaimana Cara Mengkritik, Politisi PDIP: Harusnya Bapak Introspeksi Diri Dong!

Dalam uji coba, vaksin 95 persen efektif dan diharapkan setidaknya mampu menghentikan kematian akibat Covid dengan level yang sama.

Israel hanya menggunakan vaksin Pfizer dan mewajibkan semua harus mendapatkan suntikan kedua dalam selang waktu tiga minggu.

Sebagai gambaran warga Inggris mendapatkan suntikan kedua 12 minggu setelah yang pertama.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x